PIKIRAN RAKYAT - Pilot dan kopilot pesawat Airbus A320 Batik Air rute Kendari-Jakarta pada 25 Januari 2024 tertidur selama 28 menit di udara. Insiden itu bahkan diklasifikasikan sebagai insiden serius oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pengamat penerbangan Alvin Lie bilang, memang alokasi istirahat bagi pilot sudah memadai dan memenuhi standar regulasi. "Tapi kualitas istirahatnya tidak baik, sehingga tidak menghasilkan kebugaran fisik maupun mental sebagaimana mestinya."
Kelelahan yang dialami pilot atau pilot fatigue bukan cuma dialami pilot Indonesia, dialami juga pilot di luar negeri. Data Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) pada Juli 2023 mengungkap bahwa kelelahan pilot meningkat di kokpit menjelang musim panas.
Sebanyak tiga dari empat pilot mengalami setidaknya satu kali microsleep saat mengoperasikan pesawat dalam empat pekan terakhir, seperempatnya melaporkan lima atau lebih microsleep.
Mencegah insiden serupa terjadi
Alvin menekankan, perlu kajian lebih lanjut ihwal pola sif dan pemantauan kualitas istirahat awak pesawat, bukan cuma pilot tetapi juga awak kabin. Maskapai dan regulator juga sebaiknya melakukan pemantauan kebugaran kejiwaan awak pesawat secara sistematik.
"Medical Check tidak hanya aspek fisik tapi juga aspek psikiatri," kata dia.
Selain itu, perlu perbaikan sistem interaksi awak kabin dengan pilot, terutama dalam penerbangan tengah malam atau dini hari. "Jadwal kunjungan awak kabin ke kokpit perlu ditingkatkan," ujarnya.
"Pada penerbangan normal setiap 30 menit. Untuk penerbangan tengah malam mungkin dapat dipercepat jadi setiap 15 menit," tuturnya seperti dilaporkan BBC News Indonesia.