PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Komisi V, Muhammad Iqbal, mendorong Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) menjelaskan kepada masyarakat penyebab curah hujan ekstrem yang terjadi beberapa hari ini.
Hal itu disampaikan Iqbal saat memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Kepala BMKG dan Kepala Basarnas di Ruang Komisi V DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 14 Maret 2024. Rapat itu dihadiri Kepala Basarnas Marsdya TNI Kusworo dan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
![Rapat dengar pendapat DPR dengan Kepala Basarnas dan Kepala BMKG, Kamis, 14 Maret 2024.](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2024/03/14/821518474.jpg)
"Fenomena meningkatnya curah hujan ekstrem yang mengakibatkan terjadinya bencana alam di berbagai daerah seperti banjir, tanah longsor, perlu ditindaklanjuti oleh BMKG dan Basarnas," tuturnya.
Selain itu, Iqbal juga meminta BMKG untuk lebih memperluas penyebaran informasi cuaca kepada masyarakat, pemerintah daerah, dan stakeholder secara akurat dengan penjelasan yang mudah dipahami.
Selain itu, Iqbal meminta Basarnas agar lebih meningkatkan koordinasi dengan Pemda untuk mempercepat evakuasi kecelakaan dan bencana alam. "Karena kita tahu, akhir-akhir ini banyak terjadi bencana di beberapa provinsi," tuturnya.
Anomali bencana alam
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) TNI Suharyanto mengatakan, saat ini beberapa daerah di Indonesia sedang menghadapi anomali bencana alam.
"Kalau kita melihat fenomena di luar, di Sumatra Barat, yang dikhawatirkan itu bencana hidrometeorologi kering," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto di Padang saat Rapat Koordinasi Penanganan Bencana di Kota Padang, Senin, 11 Maret 2024.
BMKG memprediksi bahwa hingga akhir 2024, hujan akan semakin sering turun. Namun, bersamaan dengan itu, BNPB mencatat 4 titik di Riau dilanda kebakaran hutan dan lahan.
"Inilah anomali negara kita. Di Sumbar yang tiap tahun gempa, erupsi, banjir, dan longsor. Namun, di provinsi sebelah terjadi kebakaran hutan dan lahan," ujarnya.***