kievskiy.org

G30S PKI, Sejarah Bangsa yang Tidak Termaafkan, Adi: PKI Jelas Haram tapi Bangsa Ini Harus 'Move On'

Pelataran Monumen Pancasila Sakti di lubang Buaya
Pelataran Monumen Pancasila Sakti di lubang Buaya /Antara/Aditya P Putra Antara/Aditya P Putra

PIKIRAN RAKYAT - Gerakan G30S PKI yang terjadi 55 tahun silam, yakni pada tahun 1965 kembali menjadi sorotan berbagai kalangan.

Dalam gerakan ini dengan sadis 6 jendral dan 1 perwira TNI AD jadi korban kebiadaban. Dengan memanfaatkan Resimen Tjakrabirawa, G30S/PKI menculik dan membunuh para perwira tinggi Angkatan Darat itu.

Para korban itu yakni, Jendral TNI (Anumerta) Achmad Yani. Letjen (Anumerta) Suprapto, Mayjen (Anumerta) MT Haryono, Letjen (anumerta) Siswondo Parman, Mayjen (Anumerta) DI Panjaitan, Mayjen (Anumerta) Sutoyo Siswomihardjo, dan Letnan Satu Corps Zeni (Anumerta) Pierre Andreas Tendean.

Baca Juga: 3 Cara Cara Mengatasi Kulit Memerah Seperti Terbakar akibat Sinar Matahari

Para korban G30S PKI ini ditemukan di sebuah sumur tua, Lubang Buaya dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Walau telah berlalu lebih dari setengah abad, gerakan G30S PKI ini tidak mungkin dilupakan oleh bangsa Indonesia, jadi catatan sejarah untuk pembelajaran bangsa ini.

Pada momentum Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober tahun 2020 ini, diharapkan tragedi yang terjadi pada 55 tahun lalu itu menjadi refleksi bersama komponen bangsa.

Baca Juga: Ada Kejanggaan, Polisi Ungkap 2 Oknum Bantu Napi Asal Tiongkok Kabur hingga Lubang 8 Bulan Lalu

Paling tidak, menjadi momen untuk mewaspadai munculnya ideologi transnasional yang mengancam keutuhan NKRI dan Pancasila sebagai konsensus bersama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat