PIKIRAN RAKYAT - Anggota DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani buka suara usai banjir kritikan karena memamerkan produk yang diboikot karena terafiliasi Israel penjajah. Dia memamerkan minuman Starbucks di Makkah beberapa hari lalu.
Ramai dikritik karena dinilai tak empati ke warga Palestina di Gaza yang sampai saat ini masih jadi korban genosida, putri Zulkifli Hasan itu menyampaikan pembelaan. Namun, bukannya permintaan maaf, dia justru balik mengkritik netizen yang menyerangnya.
"Sibuk huru-hara cuma karena satu brand, padahal masih banyak yang harus diperhatiin kalo emang mau full support. Coba cek di rumah, masih ada gak barang-barang yang harusnya kalian teriakkan 'boikot' juga? Padahal dalam Islam sendiri sudah jelas, mana yang haram dan halal dikonsumsi," tutur Zita Anjani, Selasa 23 April 2024.
"Sadar gak sih kalo masih banyak barang-barang di sekitar kita itu dari brand-brand yang masih support Israel? Bahkan barang-barang yang sering banget kita pake seperti handphone, sabun, pakaian, atau sosmed yang kalian sering gunakan setiap hari itu sebenernya support pihak mana? Jadi jangan nanggung kalo mau support Palestina," ujarnya menambahkan.
Zita Anjani pun mengingatkan masyarakat agar tidak hanya bisa mengkritik di media sosial, tetapi juga menerapkan aksi boikot secara menyeluruh di kehidupan sehari-hari.
"Sekalian aja tuh ganti semua brand yang biasa kalian pake, jadi pake produk lokal semua, gimana? Buat perubahan lewat jalur ekonomi, bukan sekadar komentar penuh emosi," ucapnya.
"Nge-boikot satu brand karena ikut-ikutan gak bikin kalian semua jadi paling keren, coba dong terapin juga ke kehidupan kalian sehari-hari," kata Zita Anjani menambahkan.
Makin Dirujak Netizen
Bukannya meraih empati, Zita Anjani justru makin menjadi bulan-bulanan dan dirujak netizen karena pembelaannya soal unggahan minum Starbucks di Makkah. Dia ramai mendapat kritikan, karena dinilai tak bisa menahan diri hanya untuk minum kopi dari produk yang terafiliasi Israel penjajah.
"Efek kebanyakan makan duit haram," ucap akun @gueinisi***.m***.