kievskiy.org

Prabowo Tak Setuju Demokrasi Indonesia Dianggap Mundur

Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto.
Presiden terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto. /Antara/Aprillio Akbar

PIKIRAN RAKYAT – Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dianggap sebagian orang telah mencederai demokrasi yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Lolosnya Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden (cawapres) melalui jalan pintas sang paman bahkan disorot oleh dunia.

Demokrasi Indonesia dianggap mengalami kemunduran oleh beberapa pengamat politik. Tapi hal itu dibantah oleh Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto, saat berbicara dengan jurnalis internasional dari Al Jazeera.

Menurut Prabowo demokrasi Indonesia telah berkembang dari berbagai peralihan yang terjadi. Sehingga masyarakat harus menghadapi semua kekurangan yang terjadi di balik demokrasi itu sendiri.

“Kemunduran apa? Butuh berapa tahun peralihan pemerintahan secara damai? Berapa banyak pemerintahan berubah? Berapa banyak Bupati telah berubah?” kata Prabowo Subianto kepada Jessica Washington.

Baca Juga: Prabowo Marah saat Dituding Mengabaikan Konflik di Papua, Tantang Jurnalis Al Jazeera

“Kita telah hidup dan melalui demokrasi yang dinamis, apakah kita puas? Tidak. Apakah ada korupsi? Ya. Itu adalah problem kita, dan harus menghadapinya,” ucapnya menambahkan.

Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai demokrasi memang sangat melelahkan bagi masyarakat Indoensia. Tapi demokrasi pula lah wujud terbaik sistem politik yang ada di dunia, dengan segala kekurangannya.

Saat ini, demokrasi Indonesia harus berhadapan dengan banyak tantangan. Korupsi, kekayaan yang terkonsentrasi pada satu golongan, menjadikan demokrasi tampak sangat buruk untuk masyarakat kelas bawah.

“Demokrasi memang berantakan, demokrasi melelahkan, tapi itu adalah sistem politik terbaik. Saya percaya demokrasi berada dalam bahaya karena korupsi, konsentrasi kekayaan,” tutur Prabowo, dikutip dari YouTube Al Jazeera English, 17 Mei 2024.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat