PIKIRAN RAKYAT - Presiden Joko Widodo berharap bahwa meninggalnya Presiden Iran Ebrahim Raisi tidak akan memberikan dampak negatif kepada perekonomian global, terutama terkait harga minyak dunia.
Dalam keterangan pers di posko pengungsian Batu Taba, Kabupaten Agam, Sumbar, pada Selasa 23 Mei 2024, Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi dampak ekonomi global yang mungkin timbul akibat peristiwa tersebut.
"Kita harapkan tidak berdampak kepada ekonomi global, utamanya yang berkaitan dengan harga minyak. Karena kalau sudah harga minyak naik terdampak dari peristiwa itu itu akan berdampak ke mana-mana," ujar Jokowi.
Presiden juga menambahkan, "Ke kenaikan harga barang dan lainnya. Kita harapkan tidak ada dampak seperti itu."
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Presiden Ebrahim Raisi.
"Pemerintah dan masyarakat Indonesia menyatakan duka yang mendalam atas wafat meninggalnya Presiden Raisi di kecelakaan helikopter yang ditumpangi oleh Beliau," tuturnya.
Sebelumnya dilaporkan bahwa Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang jatuh di daerah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan pada Minggu. Pejabat setempat menyatakan bahwa Ebrahim Raisi meninggal dunia setelah puing-puing helikopter hangus ditemukan pada Senin 20 Mei 2024 pagi.
“Presiden Raisi, menteri luar negeri, dan seluruh penumpang helikopter tewas dalam kecelakaan itu,” ujar seorang pejabat senior Iran.
Kematian Raisi kemudian dikonfirmasi Wakil Presiden Mohsen Mansouri melalui media sosial dan televisi pemerintah. Ebrahim Raisi terlibat kecelakaan helikopter Bell 212 bersama lima penumpang lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan Gubernur Azerbaijan Timur Malek Rahmati. Kecelakaan terjadi setelah rombongan tersebut pulang ke Iran usai menghadiri acara bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.