kievskiy.org

Smart Card Jemaah Jangan Sampai Hilang

Jemaah haji Indonesia diimbau untuk mejaga baik-baik smart card yang diberikan Pemerintah Aran Saudi.* -
Jemaah haji Indonesia diimbau untuk mejaga baik-baik smart card yang diberikan Pemerintah Aran Saudi.* - MCH 2024

PIKIRAN RAKYAT - Jemaah haji Indonesia diingatkan untuk selalu membawa kartu pintar atau smart card kemana pun pergi. Kartu yang telah dibagikan Pemerintah Arab Saudi pada musim haji 1445 Hijriah/2024 Masehi itu, selain berisi data jemaah, juga sebagai akses untuk mengikuti rangkaian ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Oleh karena itu bila hilang, jemaah harus segera melapor.

"Jemaah harus membawa smart card selama berada di Tanah Suci, terutama pada puncak haji di Armuzna. Smart card berisi sejumlah data di dalamnya, yakni nama jemaah, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa, dan provider yang menerbitkannya, serta lokasi pemondokan jemaah di Mekah,” ujar Anggota Media Center Kementerian Agama (Kemenag), Widi Dwinanda dalam keterangan resmi Kemenag, di Jakarta, Kamis, 30 Mei 2024.

Mengingat pentingnya smart card tersebut, menurut Widi, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mewanti-wanti jemaah agar menjaga sebaik mungkin smart card miliknya dan jangan sampai hilang atau tertinggal, terutama saat tawaf. Apalagi pada  kondisi tersebut jemaah berdesakan hingga berpotensi kartu pintar tersebut terlepas dari talinya. Oleh karena itu, pada saat tawaf, jemaah bisa menumpannya di tas kecil yang dibawa.

Namun bila kemudian smart card tersebut hilang, lanjutnya, jemaah agar segera melaporkan hal itu kepada ketua rombongan atau ketua kelompok terbang (kloter). Laporan tersebut akan ditindaklanjuti ke ketua sektor dan diteruskan ke Kantor Daerah Kerja (Kadaker) Mekah.

“Tahap berikutnya, pihak kadaker menyampaikan ke Kementerian Haji Arab Saudi untuk diajukan penggantian,” ucapnya.

Manfaatkan Kawal Haji

Dalam melakukan pelaporan, jemaah juga bisa memanfaatkan aplikasi Kawal Haji yang telah dirilis oleh Kemenag. Aplikasi tersebut menjadi kanal penghubung antarjemaah haji, petugas, keluarga, dan publik, serta stakeholder lainnya.

Aplikasi ini hadir dengan dua fitur utama. Pertama, pelaporan jemaah, khususnya berkenaan dengan layanan konsumsi, akomodasi, transportasi, termasuk jika ada jemaah terpisah dari rombongan, atau lupa arah pulang ke penginapan. Kedua, mendeteksi lokasi dan pergerakan jemaah untuk memudahkan pencarian jika ada jemaah yang tersesat.

“PPIH juga mengimbau kepada jemaah, untuk memanfaatkan fasilitas musala hotel untuk pendalaman manasik hajinya bersama pembimbing ibadah kloter maupun pembimbing ibadah yang ada di setiap sektor,” kata Widi.

Bila dirasa ada keluhan kesehatan, katanya, jemaah dapat berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter dan petugas kesehatan lainnya untuk memperoleh penanganan dan obat yang dibutuhkan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat