kievskiy.org

Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) Kembali Digelar, Bandung Salah Satu yang Disambangi

Kemenparekraf Sandiaga Uno (tengah), bersama Duta Besar Australia Penny Williams dan sineas Australia spesialis  underwater cinematografi berdiskusi saat peluncuran Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Jakarta, 28 Mei lalu.
Kemenparekraf Sandiaga Uno (tengah), bersama Duta Besar Australia Penny Williams dan sineas Australia spesialis underwater cinematografi berdiskusi saat peluncuran Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Jakarta, 28 Mei lalu. AUSTRALIAN EMBASSY

PIKIRAN RAKYAT - Di tahun penyelenggaraan kesembilan, Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) akan hadir lagi mulai 31 Mei hingga 23 Juni 2024. Bandung kembali menjadi salah satu kota yang akan disambangi selain 9 kota lainnya di Indonesia.

FSAI edisi kali ini menjadi event yang spesial karena sekaligus memperingkati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Australia. Hal tersebut diungkapkan Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, saat peluncuran FSAI di XXI Senayan City, Jakarta, Selasa, 28 Mei lalu.

"Mengapa kami terus menggelar festival ini, karena film itu bagian dari untuk mempromosikan budaya dan di tahun ini kami gerak cepat untuk hadir di 10 kota. Tiga kota lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Empat kota perdana, yakni Padang, Balikpapan, dan Manado. Festival kali ini juga membawa teknologi baru dengan menonton di dalam kubah menggunakan teknik baru," katanya.

FSAI akan memutar 5 film hasil sineas Australia, tetapi di tahun ini ada satu film yang merupakan produksi sineas Indonesia lulusan program ini, yakni film dari Mira Lesmana

"Petualangan Sherina 2". Semua film dalam disaksikan masyarakat umum secara gratis dengan mendaftarkan lebih dahulu ke situs resmi acara ini. Bukan hanya pemutaran film saja, FSAI juga akan menggelar kursus singkat untuk sineas Indonesia.

"Tema untuk short course di tahun ini adalah underwater cinematografi (pengambilan gambar di bawah laut) yang menghadirkan Rick Rifici pemenang penghargaan sinematografi yang berpengalaman 35 tahun di industri dokumenter, film, dan televisi," ucap penny.

"Nantinya, para peserta kursus ini akan menjalin kerjasama dan kolaborsi dengan lebih dari 3000 sineas Australia. Dengan adanya kursus ini diharapkan akan membuka kesempatan kerja lebih luas lagi serta potensi-potensi kerjasama lainnya di bidang industri perfilman," tutur kemudian.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno pun mengapresiasi kerjasama yang telah berjalan hingga tahun kesembilan. Apalagi di tahun ini, menurutnya, merupakan tahun yang luar biasa bagi film Indonesia. Belum setengah bulan bejalan, sudah ada 10 film Indonesia yang ditonton oleh 1 juta penonton dan 70% film dari layar lebar itu di dominasi film-film Indonesia.

Diskusi Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Jakarta, 28 Mei 2024 lalu.
Diskusi Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) 2024 di Jakarta, 28 Mei 2024 lalu. AUSTRALIAN EMBASSY
"Kami pun berharap dengan adanya FSAI ini mampu membuka wawasan baru bagi para sines di tanah air, memperkuat art & film capacity building, meningkatkan kualitas film Indonesia, serta membuat industri kreatif Indonesia lebih kuat. Lebih banyak workshop, semoga juga lebih banyak Australian Awards juga," tambahnya yang yakin suatu saat ada film Indonesia yang bisa menerima penghargaan internasional.

Festival ini diyakininya juga akan bisa membawa kebijakan mana yang sesuai untuk hubungan industri kreatif dengan pihak Australia. Baik dari sisi production, co production, atau on site shooting. Kerja sama-kerja sama itu yang menurutnya dalam dikembangkan ke depannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat