kievskiy.org

Dinilai Lamban, Jokowi Desak Jajarannya Cari Solusi Pengembangan Industri Turunan Batu Bara

ILUSTRASI batu bara.*
ILUSTRASI batu bara.* /Pexels/Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menyampaikan bahwa Republik Indonesia harus mampu menjadi pengekspor barang setengah jadi maupun barang jadi.

Dikatakannya bahwa Indonesia harus bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah, salah satunya batu bara, menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi maupun barang jadi.

Ia menuturkan bahwa Republik Indonesia harus mampu bergerak untuk pengembangan industri turunan dari batu bara, seperti industri peningkatan mutu, pembuatan briket batu bara, pembuatan kokas, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara, sampai campuran batu bara-air.

Baca Juga6 Negara Ini Diprediksi Rugi Jika Donald Trump Kalah Pilpres, dari Tiongkok hingga Korea Utara

Mantan Wali Kota Solo itu juga menuturkan bahwa dengan mengembangkan usaha turunan tersebut, maka ia yakin Indonesia mampu meningkatkan nilai tambah dari komoditas tersebut secara berkali lipat.

Ada beberapa prioritas yang bisa dilakukan dalam upaya peningkatan nilai baru bara ini, menurutnya yakni seperti program gasifikasi batu bara atau coal to dimethyl ether (DME).

“Gasifikasi batu bara menjadi syngas yang diperlukan industri petrokimia serta dimethyl ether (DME, red) yang sangat penting sebagai substitusi dari LPG," kata Presiden Joko Widodo dalam Rapat Terbatas (Ratas) yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan Bogor, pada Jumat, 23 Oktober 2020, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman resmi Sektretariat Kabinet Republik Indonesia.

Baca Juga : Viral Pengendara Motor bak Superman di Tangsel, Polisi: Kami Sudah Mendatangi Kediamannya

Dikatakan olehnya bahwa gasifikasi batu bara menjadi Syngas mampu mengurangi impor LPG yang selama ini didatangkan secara impor.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat