kievskiy.org

Atlet DKI dan Jatim Dominasi Pra PON Panjat Tebing

ATLET panjat Jabar A, Eka Bayu (kiri) dan Bim Sigrid saat bertanding pada kategori Lead Team Putera Prakualifikasi PON XIX-Jabar Zona 2 di Unpar Sport Facility, Cisitu, Kota Bandung, Selasa (29/9/2015).*
ATLET panjat Jabar A, Eka Bayu (kiri) dan Bim Sigrid saat bertanding pada kategori Lead Team Putera Prakualifikasi PON XIX-Jabar Zona 2 di Unpar Sport Facility, Cisitu, Kota Bandung, Selasa (29/9/2015).*

BANDUNG, (PRLM).- Atlet panjat tebing DKI Jakarta dan Jawa Timur masih mendominasi pada Pra PON XIX/2016 di zona II. Munculnya Jawa Tengah dan Bali sebagai pesaing pada setiap kategori tidak menggoyahkan dominasi kedua provinsi unggalan tersebut. DKI Jakarta, Jatim, dan Jateng terus bertengger pada posisi tiga besar pada kategori speed tim, perorangan, boulder tim dan perorangan, serta lead tim putra dan putri. DKI Jakarta berhasil memenangkan medali emas pada kategori speed tim putra dan perorangan putri, serta boulder tim putri. Bersaing ketat dengan Jatim yang berhasil mendulang emas melalui lead tim putri dan putra, serta speed perorangan putra. Posisi DKI Jakarta dan Jatim hanya sekali tergantikan oleh Bali atau Jateng pada kategori lead tim putri dan boulder putra. Diakui oleh Ketua 1 Federasi Panjat Tebing Indonesia (FTPI) Jawa Barat, Deden PDB, persaingan di zona II memang begitu ketat. Hal itu disebabkan atlet profesional kelas internasional bertanding di sana. ”Atlet unggulan yang sudah ikut kejuaraan dunia diturunkan di zona II. Maka bisa dibilang, ini adalah ‘zona neraka’,” ujar Deden ditemui di Sarana olahraga Parahyangan Reksa Raga (Pasaga), Jalan Cisitu Indah, Bandung, Selasa (29/9/2015). Dominasi kedua provinsi tersebut memang sudah diprediksi, mengingat DKI Jakarta dan Jatim belum terkalahkan hingga saat ini. Deden mengakui, persaingan di zona II turut diramaikan dengan bangkitnya performa tuan rumah PON XIX/2016, yakni Jawa Barat. Meski DKI Jakarta, Jatim, dan Jateng masih dominan, tapi penampilan atlet Jabar juga tidak kalah baik. Deden mengatakan, keikutsertaan atlet Jabar dalam Pra PON XIX/2016 memang menjadi try out untuk menguji hasil latihan enam bulan kebelakang. Ia juga menjelaskan, meski hanya menjadi peserta ekshibisi, atlet Jabar tidak menurunkan performanya sama sekali. ”Mereka (atlet Jabar) bermain dengan sangat serius. Performa mereka pun mengalami peningkatan setelah PON di Riau. Maka dari itu, dipastikan mereka siap untuk bertanding pada PON tahun depan,” ujarnya. Hanya saja, untuk mengatasi kekuatan lawan yang diakui sulit tertandingi, atlet Jabar memang memerlukan latihan lebih keras lagi untuk perhelatan PON XIX/2016. Deden mengaku, ada strategi khusus yang disiapkan untuk mematangkan kekuatan atlet Jabar. Salah satunya adalah dengan melakukan spesialisasi atlet sesuai kategori panjat tebing. Setelah Pra PON tersebut, atlet Jabar akan difokuskan untuk berlatih pada kategori yang sesuai dengan keahliannya. Hal itu disebabkan, saat ini atlet Jabar belum terkonsentrasi untuk berlaga pada satu kategori yang tetap. Kualitas atlet Jabar pun diakui oleh Presiden Juri, Nurtjahyo Widodo. Menurut Nurtjahyo, atlet Jabar terhitung bagus pada kategori lead. Ia menjelaskan, atlet Jabar tetap menujukan totalitasnya ketika bertanding meski tidak menjadi perhitungan dalam Pra PON tersebut. ”Atlet Jabar tetap semangat dengan menampilkan performa yang apik. Mereka menampilkan try out yang baik,” ujarnya. Namun, keikutsertaan 30 atlet yang tergabung dalam Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Jawa Barat itu tidak mencapai babak final. Hal itu merupakan kesepakatan dalam rapat koordinasi nasional, sekaligus cara agar menghindari terganggunya skema pertandingan dalam penentuan kuota atlet yang lolos ke PON XIX/2016. Pertandingan masih akan berlangsung hingga Sabtu, 3 Oktober 2015. Sebanyak 65 atlet panjat tebing atau 50% atlet dari zona II akan masuk ke PON XIX/2016. (Shofira Hanan/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat