kievskiy.org

Pemain Asal Klub Mutiara Bandung Ini Harumkan Indonesia

TUNGGAL putri Indonesia, Gregoria Mariska (kiri), berhasil naik ke podium Asia Junior Championship 2016 di nomor perseorangan setelah sukses menggondol medali perak. Pencapaiannya menjadi sejarah bagi Indonesia, setelah tujuh tahun absen medali di sektor tunggal putri.*
TUNGGAL putri Indonesia, Gregoria Mariska (kiri), berhasil naik ke podium Asia Junior Championship 2016 di nomor perseorangan setelah sukses menggondol medali perak. Pencapaiannya menjadi sejarah bagi Indonesia, setelah tujuh tahun absen medali di sektor tunggal putri.*

JAKARTA, (PR).- Kegagalan Indonesia mempertahankan prestasi tahun lalu di nomor beregu di ajang Asia Junior Championships 2016 di Bangkok, Thailand, akhirnya terbayarkan dengan torehan dua medali di nomor individu. Dua medali, satu perak dan satu perunggu berhasil digondol pulang ke tanah air. Satu medali perak dipersembahkan oleh tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska setelah di partai final yang berlangsung di CPB Badminton and Sports Science Training Center, Bangkok, Minggu 17 Juli 2016 dikalahkan tunggal Tiongkok, Chen Yufei, 23-25 dan 14-21. Sementara satu perunggu disumbangkan oleh ganda campuran, Apriani Rahayu/Rinov Rivaldy setelah berhasil menembus babak semifinal. Sayang, di Babak 4 Besar mereka diempaskan Kim Won Ho/Lee Yu Rim asal Korea dengan skor 17-21, 20-22. Meskipun gagal total di nomor beregu setelah tersingkir di perempatfinal, tapi raihan Tim Asia Junior Indonesia tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya membawa dua perunggu dari nomor beregu dan ganda campuran di nomor perseorangan. Bukan hanya itu, di tahun ini Indonesia juga mencetak sejarah tersendiri khususnya di tunggal putri. Gregoria mencatatkan sejarah bagi tim merah putih, setelah tujuh tahun lamanya Indonesia tanpa medali dari tunggal putri. Capaian pemain asal klub Mutiara Bandung itu menjadi yang terbaik setelah raihan 2009. Ketika itu, Indonesia membawa dua medali perunggu dari Ana Rovita dan Febby Angguni. Setelahnya, tunggal putri absen membawa pulang medali dari turnamen ini. Rekor juga dicatatkan oleh sektor ganda campuran Indonesia. Dimana dalam tiga tahun belakangan selalu konsisten menyumbangkan medali. Pada 2014, Muhammad Rian Ardianto/Zakia Ulfa juga membawa medali perunggu. Sedangkan 2015 dan 2016 disumbangkan oleh Fachriza Abimanyu/Apriani Rahayu dan Rinov Rivaldy/Apriani Rahayu. Pencapaian Tim Asia Junior Indonesia tahun ini mendapatkan apresiasi tinggi oleh Ketua Umum PP PBSI Gita Wirjawan. Dia pun mengucapkan selamat khusus untuk pencapaian Gregoria di ajang ini, mengingat pemain kelahiran 11 Agustus 1999 ini bekerja extra keras dari nomor beregu hingga nomor perorangan. "Selamat atas pencapaian Gregoria di Asia Junior Championships 2016 ini. Perjuangan yang luar biasa. Gregoria menghadapi lawan yang tidak mudah sejak awal pertandingan dari nomor beregu maupun perseorangan. Semoga ini bisa menjadi penyemangat buat Gregoria untuk terus berprestasi dan penyemangat untuk atlet-atlet muda lainnya di masa mendatang," katanya. Meskipun gagal menjadi yang terbaik di Asia di kategori Junior, tapi penampilannya patut diacungi jempol. Pasalnya, Gregoria menjadi satu-satunya pemain yang bermain penuh sejak babak penyisihan beregu dan perorangan dengan catatan terbaik, tak terkalahkan hingga di babak final ini. Kekalahannya pun di final bukan mudah, mengingat dengan kondisi yang tidak 100 persen, kaki cedera (sedikit bengkak) dia masih bisa memberikan perlawanan yang menyulitkan lawan. "Seneng sih bisa sampai final. Seneng karena badan saya masih kuat dari beregu dan sampai ke final. Apalagi dari awal lawan saya juga nggak mudah. Saya benar-benar bersyukur. Apalagi kaki sempat cedera setelah di semifinal sempat terjatuh dan engkelnya kena. Jadi hari ini dari awal memang tidak maksimal. Tapi, ini sudah usaha saya yang terbaik, puji Tuhan bisa dapat medali perak," ucap Gregoria.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat