kievskiy.org

Ganda Putra dan Campuran Andalan Indonesia di All England 2017

KABID Binpres PP PBSI Susy Susanti di damping juara bertahan, Praveen Jordan/Debby Susanto memberikan keterangan terkait kesiapan Indonesia menghadapi All England Super Series Premier 2017 di Birmingham, Inggris, 7-12 Maret 2017 mendatang. Indonesia yang mengirimkan 35 pemain mengharapkan bisa tetap mempertahankan satu gelar di kejuaraan bulutangkis tertua dan paling bergengsi ini.*
KABID Binpres PP PBSI Susy Susanti di damping juara bertahan, Praveen Jordan/Debby Susanto memberikan keterangan terkait kesiapan Indonesia menghadapi All England Super Series Premier 2017 di Birmingham, Inggris, 7-12 Maret 2017 mendatang. Indonesia yang mengirimkan 35 pemain mengharapkan bisa tetap mempertahankan satu gelar di kejuaraan bulutangkis tertua dan paling bergengsi ini.*

JAKARTA, (PR).- Peta kekuatan Indonesia di ajang All England Super Series Premier 2017 belum bisa bergeser dari sektor ganda putra dan ganda campuran. Hingga target untuk bisa mempertahankan satu gelar juara pun masih diharapkan dari kedua sektor tersebut. Hal tersebut diungkapkan Kabid. Binpres PP PBSI Susy Susanti dalam jumpa pers persiapan menuju All England 2017, 7-12 Maret 2017 di Birmingham, Inggris. Menurut Susy, sebenarnya pihaknya tidak memberikan beban, tapi sebagai juara terutama di sektor ganda campuran sebagai juara bertahan, pemain dinilai tentu ingn mempertahankannya. "Tapi secara umum, PBSI memang hanya mentargetkan satu gelar baik itu di ganda campuran atau putra, meskipun kita tidak menyebut nama. Karena peta kekuatan Indonesia sampai saat ini memang masih di kedua sektor tersebut," tukasnya. Kendati mengharapkan gelar dari dua sektor, tapi Susy mengaku sektor lain juga diminta agar bisa memberikan kejutan. Minimal, ujarnya, ada peningkatan prestasi yang lebih baik dari hasil tahun sebelumnya. "Minimal mereka kami harapkan bisa lolos ke "Babak 8 Besar" atau semifinal. Ganda putri sebenarnya kuat, tapi cedera Nitya Krishinda Maheswari membuatnya harud dipisah sementara dengan Greysia Polii. Hal itu yang membuat kekuatan sektor ini berkurang. Saat ini pelatih ganda masih mencari komposisi terbaik dari pemain yang ada. Sudah di coba di German Open, sebelum ke All England nanti," tukasnya. Ditambahkan Susy, sebagai salah satu target PBSI, hasil All England ini nanti juga akan menjadi bahan evaluasi untuk Piala Sudirman. Dari sektor ganda campuran sendiri, Pelatih Ganda Campuran Richard Mainaky mengaku bahwa kini tumpuan mau tidak mau harus berpindah tangan ke Praveen Jordan/Debby Susanto dan bukan lagi di Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Bukan hanya sebagai juara bertahan, tapi kini fokus Tontowi/Liliyana bukan lagi di All England tapi Kejuaraan Dunia dan Asian Games 2018. "Harapan saya mereka (Praveen/Debby) bisa mempertahankan gelar. Karena secara persiapan mereka sudah oke, sementara Butet (Liliyana -Red.) sendiri baru adaptasi karena sepekan terakhir baru latihan setelah cedera, jadi belum maksimal. Jadi mau tidak mau mereka harus sudah siap pegang tongkat estafer dari Tontowi/Liliyana, harus bisa," tukasnya. Untuk Praveen/Debby, kata Richard, pihaknya sudah melakukan persiapan khusus selama satu bulan terakhir. Dalam satu bulan ini, dirinya melatih lob-lob bawah Praveen yang dinilainya masih kurang. "Persiapan kita mulai dari dua bulan lalu. Dimana satu bulan pertama itu untuk adaptasi pola, lalu satu bulan berikutnya baru masuk ke persiapan khusus. Dalam satu bulan terakhir ini, kita perbaiki lob-lob bawah Praveen yang masih belum bagus. Masalah hasil undian tidak berlaku di pemain. Karena selama ini saya sendiri tidak membiasakan pemain melihat drawing. Jadi siapapun lawannya nanti tidak akan berpengaruh, mereka harus siap," tukasnya. Praveen sendiri mengaku jika dalam bulan ini sudah banyak perubahan yang terjadi. Pasalnya, semenjak mereka memenangkan gelar All England dari tahun lalu, sudah banyak pasangan yang mau mengalahkan mereka. "Jadi kami dalam dua bulan ini fokus menganalisa kekuatan dari calon lawan juga. Masalah hasil undian, semua ada peluang. Di atas kertas belum tentu menentukan hasil di lapangan. Kita harus tetap waspada terutama dengan pemain non unggulan, karena mereka itu yang terkadang yang menjadi batu sandungan," tuturnya. Debby menambahkan jika mereka membatalkan tiga turnamen terakhir, yakni Malaysia Master, Thailand Open, dan German Open karena memang ingin lebih fokus pada persiapan. Karena pesaing terberat, ujarnya tidak hanya dilihat dari satu dua pasangan saja. "Sekarang kami tinggal jaga fokus dan kondisi. Berharap peak performanya nanti puncaknya ada di sana," imbuhnya. Selain Praveen/Debby dan Tontowi/Liliyana, ada tiga pasangan muda yang juga akan berlaga di All England, yakni Ronald Alexander/Melati Daeva Oktavianti, Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika, dan Hafiz Faisal/Shela Devi Aulia. Melihat performa mereka di beberapa turnamen belakangan, ketiga pasangan muda ini dinilai Richard justru tidak tertutup kemungkinan akan bisa memberikan kejutan. Dari ketiganya, progres yang paling maju dilihatnya pada Ronald/Melati dan Alfian/Annisa. Total ada 35 wakil Merah Putih yang akan berlaga di All England, dengan rincian lima tunggal putra, tiga tunggal putri, lima pasangan ganda putra, empat pasangan ganda putri, serta lima pasangan ganda campuran. Mereka akan turun di semua sektor. Ada tiga kloter keberangkatan pemain, dimana kloter pertama adalah pemain yang sudah bermain di German Open dan akan bergabung di Birmingham bersama tim pada 6 Maret nanti, kemudian kloter kedua adalah tiga pemain tunggal putra yang berangkat pada Kamis, 4 Maret 2017, dan terakhir kontingen besar, 30 pemain akan bertolak pada Minggu, 5 Maret 2017 dengan menggunakan pesawat KL 310, pada pukul 19.25 WIB.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat