kievskiy.org

Undian Berat untuk Ganda Putra di All England 2017

PASANGAN ganda putra Kevin Sadjaja Sukamujo (kanan) dan Marcus Fernaldi Gideon di podium usai menerima piala Australia Open Super Series 2016.*
PASANGAN ganda putra Kevin Sadjaja Sukamujo (kanan) dan Marcus Fernaldi Gideon di podium usai menerima piala Australia Open Super Series 2016.*

JAKARTA, (PR).- Undian tidak bagus didapatkan oleh empat pasangan ganda putra Indonesia yang akan tampil di All England, 7-12 Maret 2017 di Barclay Arena, Birmingham, Inggris. Pasalnya, mereka dari awal akan langsung bertemu dengan lawan-lawan tanggung di babak awal. Hal tersebut diungkapkan Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Imam Pierngadi kepada wartawan di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, akhir pekan lalu sebelum keberangkatan menuju Inggris. Berdasarkan undian, diantara Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, Kevin Sanjaya Sukamudjo/Marcus Fernaldi Gideon, Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi, mungkin hanya Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputri yang mendapatkan undian sedikit ringan di babak pertama. Pasalnya mereka akan bertemu pasangan non unggulan asal Hong Kong, Law Cheuk Him/Lee Chun Hei Reginald. Secara rangking, kedua pasangan tersebut tidak terlalu jauh selisihnya. Lee/Law berada di 64 dunia, dan Ahsan/Rian di 76. Sementara yang lainnya, Fajar/Alfian akan menghadapi unggulan enam asal Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen, Angga/Rian bertemu ganda tuan rumah Marcus Ellis/Chris Langridge, serta Marcus/Rian akan melawan seniornya Hendra Setiawan yang kini berpasangan dengan pemain Malaysia, Tan Boon Heong. "Drawing memang kurang menguntungkan, Kevin/Marcus di awal sudah ketemu Hendra/Tan, begitu juga Angga/Ricky yang ketemu tuan rumah Inggris, pasti tidak akan gampang itu. Fajar/Rian ketemu lawan dari China. Tapi yang namanya, All England itu kan memang turnamen yang bergengsi, maka semua pasti ingin juara, makanya dari awal sudah kita prediksi pasti tidak akan mudah," tukasnya Herry. Sebelum keberangkatan, menurutnya, perkembangan terakhir keempat pasangan sangat bagus. Latihan terakhir mereka Jumat (3/3/2017), kata Herry di isi dengan latihan pola game, dengan bermain dengan komposisi dua lawan dua atau dua lawan tiga permain. Dari empat pasangan yang lolos ke babak utama, menurut Herry, dirinya mentargetkan hasil maksimal dari tiga pasangan, yakni Kevin/Marcus, Angga/Rian, dan Angga/Ricky. Dia mengharapkan salah satu dari ketiga pasangan utamanya, bisa mengambil gelar. Ricky sempat mengalami kaku otot engkel salah satu kaki sekitar sebulan lalu. Engkel kakinya tidak bisa bergerak cepat setelah salah penanganan karena cedera. Kondisinya saat ini belum 100 persen pulih, tapi progresnya dinilai sudah membaik setelah dia melatih gerakan untuk engkelnya sendiri. "Jadi ceritanya itu, dia pernah ketarik otot engkel kakinya, lalu di kompres es, tapi kelamaan kompresnya. Dia pikir mungkin biar cepet sembuh, kompres esnya agak lama kali. Hingga ototnya jadi malah beku, jadi akibatnya kalau dari defense di cop, gerakannya jadi agak lambat. Tapi dari sebulan yang lalu, kemajuannya sekarang banyak sejak dia latih sendiri. Sedikit lagi kondisinya," katanya. Secara permainan, saat ini, menurut Herry, cara bermain Angga/Ricky sedikit berubah, jadi lebih banyak defense dibandingkan sebelumnya. Berbeda dengan Kevin/Marcus yang bermain menyerang sejak awal. "Jadi sekarang permainan mereka, defense, defense, lalu serang balik. Tapi perubahan ini sebenarnya cukup menguntungkan untuk main di All England sebenarnya. Karena dari pengalaman saya, bolanya gak cepat, pasti lambat. Namun memang gak artinya harus bermain defense terus nanti," imbuh Herry. Meskipun bermain bertahan menguntungkan di All England, tapi tidak selamanya menyerang terus jadi tidak efektif. Tergantung kapan hal tersebut bisa digunakan hingga menjadi efektif. "Seperti permainan Kevin/Marcus, kan mereka serang terus dari awal. Nah itu ada efektif ada enggaknya, tergantung kapan harus digunain. Marcus sendiri kan tidak serang terus, dia bisa main defense juga. Tapi efektifnya mereka biasanya di poin 15 ke atas itu memang lebih agresif, apalagi pada saat poin-poin jus. Semua pasti mau serang, gak mungkin berani defense," ucap Herry menambahkan. Sementara untuk Fajar/Rian, Herry belum memberikan target di kejuaraan ini. Mengingat secara kualitas, mereka dinilai masih belum teruji coba untuk pertandingan level super series. "Level permainan mereka baru di GP (Grand Prix) atau Gold GP. Jadi di All England ini buat menambah pengalaman mereka saja untuk melawan pemain-pemain papan atas. Saya mau lihat sejauh mana mereka bermain dan mengatasi permainannya ketika bertemu pemain rangking top 10. Kalau di level GP atau Gold GP mereka biasanya mencapai babak semifinal dan final," tukasnya. Di atas kertas memang secara rangking, Kevin/Marcus memang menjadi yang diandalkan mengingat mereka menempati rangking tertinggi saat ini, yakni 5 dunia. Namun, persiapan yang begitu mepet membuat Marcus mengaku belum bisa mematok target terlalu jauh. Terlebih kondisi partnernya, Kevin pada saat akan berangkat kemarin sedang mengalami batuk. "Kami belum bisa ekspektasi lebih jauh, mau lakuin yang terbaik. Tapi persiapan memang mepet, karena kami kondisinya tidak 100 persen. Terlebih Kevin juga lagi batuk, jadi sedikit banyak pasti mengganggu. Jadi kita maksimalkan saja kondisi saat ini, jaga kondisi saja apalagi di sana saat ini lagi dingin," ucapnya. Menghadapi laga pertama dengan lawan yang lebih berpengalaman, Hendra/Tan, Marcus mengaku pasti akan rame pertemuan mereka nanti. Mereka mengatakan harus waspada. "Kalau main lawan senior, kadang kalau terlalu cepat, mereka jadi tinggal ngarahin bola terus. Jadi kalau kita gak waspada bisa kejebak terus dan permainannya kebaca. Koh Hendra bagus blok di depan net, jadi kita harus siap juga. Kita harus waspada lah dengan mereka," tuturnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat