kievskiy.org

Singapore Open Super Series 2017 Menjadi Milik Denmark

KEVIN Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal mencapai final Singapore Open Super Series 2017 usai ditundukkan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Bertanding di Singapore Indoor Stadium, Sabtu 15 April 2017, mereka kalah setelah memainkan laga ketat 54 menit yang berakhir dengan 21-11, 11-21, 14-21.*
KEVIN Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon gagal mencapai final Singapore Open Super Series 2017 usai ditundukkan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen. Bertanding di Singapore Indoor Stadium, Sabtu 15 April 2017, mereka kalah setelah memainkan laga ketat 54 menit yang berakhir dengan 21-11, 11-21, 14-21.*

SINGAPORE, (PR).- Singapore Open Super Series 2017 menjadi milik Denmark. Mereka menjadi peraih gelar terbanyak, dengan membawa pulang dua gelar dari ganda putra dan putri. Pasangan ganda putri, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen membukukan gelar pertama bagi negeri dinamit setelah menang 21-18, 14-21, 21-15 atas unggulan pertama, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi asal Jepang pada pertandingan di Singapore Indoor Stadium, Minggu, 16 April 2017. Ini menjadi final ideal mengingat Juhl/Pedersen merupakan unggulan kedua. Lalu, gelar kedua Denmark datang dari Mathias Boe/Carsten Mogensen. Pasangan yang mengalahkan andalan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di babak semifinal itu jadi yang terbaik setelah menumbangkan ganda Tiongkok, Li Junhui/Liu Yuchen straight game 21-13, 21-14. Jadwal padat pada rentetan turnamen super series memberikan pelajaran berharga bagi PBSI. Pasalnya, dengan jadwal yang padat, PBSI menilai kedepannya mereka harus bisa lebih mengatur ritme pertandingan para pemainnya. "Jadwal padat ini benar-benar jadi pelajaran. Sektor unggulan di Singapura ini memang di campuran dan putra. Tapi sebenarnya sudah kita predikasi, Kevin/Marcus tidak akan bisa bawa gelar lagi. Kondisi mereka tentu sudah menurun. Tapi secara umum, ganda putra sudah sesuai harapan. Lalu, di ganda campuran, targetnya tidak terpenuhi. Karena perkiraan semula bisa juara atau minimal sampai semifinal. Khusus ini harus ada pembenahan dan evaluasi. Kami akan pelajari lagi," ujar Kabid. Binpres PBSI, Susy Susanti. Di sektor tunggal putra, dia melihat ada peningkatan. Kendati Jonatan Christie yang di Malaysia bisa masuk semifinal, tapi kemudian di Singapura ini belum maksimal, tapi target minimalnya sudah bisa tercapai. Kondisi yang sama dengan Anthony Sinisuka Ginting. "Harapannya, penampilan mereka bisa konsisten terus kedepannya. Kalau di level gold grand prix bisa juara dan super series minimal masuk semi, maka dalam satu dua tahun lagi, mereka dipastikan sudah siap bersaing dan konsisten memberikan prestasi," ucapnya. Peningkatan juga dilihat Susy di tunggal putri. Dimana target gold grand prix bisa masuk semi final, lalu, naik ke super serie mungkin ada satu dua pemain yang mampu bersaing mulai masuk ke 16 besar dan 8 besar sudah mulai bisa terwujud. "Khusus putri ini kami harapkan mereka fokus di GP dulu dengan bisa merebut juara. Lalu kemudian mudah-mudahan bisa ditingkatkan ke level super series. Harapannya bukan hanya Fitriani saja, tapi juga Hanna (Ramadini) dan Georgia (Mariska). Mudah-mudahan mereka bisa lebih konsisten lagi," ujarnya. Untuk ganda putri, selepas Nitya Krishinda cedera diakuinya kekuatan sektor ini timpang. Tiga pasangan lain, Della/Rosyita, Anggia/Ni Ketut, dan Tiara/Rizki masih belum mencatatkan hasil maksimal. "Harus cari jalan keluar, apa memungkinkan untuk mengubah komposisi dan partner lagi. Karena secara teknik dan fisik oke, mungkin kecepatan dan adaptasi di lapangan harus diperkuat. Mengingat dua pesaing utama Indonesia, Korea dan Jepang memiliki individu yang kuat sekali. Mereka juga harus memiliki komunikasi yang bagus di lapangan sebagai partner. Mereka saya lihat punya teknik bagus tetapi engga sabar," kata Susy.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat