kievskiy.org

Radityo Gambiro Mencalonkan Diri Jadi Ketum Perbasasi

JAKARTA, (PR).- Ingin mengembalikan masa kejayaan sofbol bisbol Indonesia seperti sebelum era 2000-an membuat mantan manajer Timnas Softball SEA Games 1997, G. Radityo Gambiro atau yang akrab dipanggil Doedie kembali terpanggil untuk maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Perserikatan Baseball dan Softball Seluruh Indonesia (PB Perbasasi) periode 2017-2021. Pemilihan sendiri akan berlangsung pada 5-6 Mei mendatang dalam Musyawarah Nasional yang akan berlangsung di Bali.

Dalam Munas, Doedie akan bersaing dengan dua kandidat lainnya yakni Ratna Yulita yang dicalonkan oleh Pengurus Provinsi Sumatera Selatan, serta Andhika Y. Monoarfa yang juga mantan pemain yang sukses membawa Indonesia juara ASEAN Championship 2016 lalu. Doedie sendiri mengklaim diusung oleh lima Pengprov yakni Lampung, Jawa Timur, Papua, NTB, dan Kalimantan Timur. 

Sebenarnya, sejak berhasil membawa medali emas untuk sofbol putra dan perak untuk putri di SEA Games 1997 lalu di Jakarta, Doedie sudah tidak terlalu aktif lagi di olahraga sofbol/bisbol. Tapi kemudian, setelah melihat perkembangan sofbol-bisbol di empat tahun terakhir, Doedie kepada "PR", Selasa, 25 April 2017, mengaku jika mendapatkan banyak keluhan dari para teman-temannya yang masih aktif di sofbol-bisbol. Mereka mengharapkan para senior untuk mau turun dan lebih peduli lagi di lapangan. 

"Setelah melakukan observasi selama tiga tahun terakhir, memang betul ada sesuatu yang kurang. Makanya saya memberanikan diri untuk maju sebagai salah satu kandidat. Ingin mengembalikan manajemen organisasi yang kuat, menata kembali sistem pembinaan yang berkesinampungan dan terarah, serta kembali memiliki prestasi di dunia internasional lah yang membuat adrenalin saya naik lagi. Ingin mengembalikan kejayaan olahraga ini sebelum tahun 2000-an," ungkapnya. 

Padahal menurutnya, potensi untuk bisa kembali berjaya seperti dulu itu ada. Mengingat kualitas atlet yang dimiliki oleh Indonesia menurutnya sudah jauh lebih merata dari Aceh hingga Marauke. Tidak lagi hanya di dominasi oleh tiga daerah, DKI Jakarta, Jabar, dan Jatim. Hal itu, terbukti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar lalu, dimana peraih emas bukan lagi dari ketiga daerah tersebut, tapi sudah mulai ke Indonesia Timur. 

"Juara PON sofbol dari Papua dan putranya dari Sulawesi Utara. Jadi pemerataan prestasinya sudah luar biasa. Jadi kalau organisasi dibenahi dan dibuat pembinaan terarah, maka tidak perlu waktu  lama lagi, kita tentu bisa kembali berbicara di dunia internasional," tukasnya.

Saat ini menurutnya, kekurangan yang ada dari segi organisasinya sendiri. Lalu dari sistem pembinaan, bukan hanya atlet yang harusnya diperhatikan tapi juga pelatih dan wasit, serta pendataan. Karena untuk bisa membentuk bakat luar biasa, menurutnya dibutuhkan bimbangan pelatih yang qualified. 

Lalu, untuk mengasah kualitas atlet dibutuhkan pertandingan. Pertandingan itu dinilai berkualitas, ujarnya, bila memiliki wasit (umpire) yang juga bagus, kalau tidak pasti akan menurun kualitas pertandingannya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat