kievskiy.org

Kunci Keberhasilan Hendra-Ahsan di All England 2019: Tidak menyerah Meski Sempat Kalah

GANDA putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohamad Ahsan,  membawa pulang gelar juara All England 2019 setelah memenangi laga sengit tiga gim atas pasangan Malaysia, Aaron Chia-Soh Wooi Yik, di final yang berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, Minggu, 10 Maret 2019.*/HUMAS PBSI
GANDA putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohamad Ahsan, membawa pulang gelar juara All England 2019 setelah memenangi laga sengit tiga gim atas pasangan Malaysia, Aaron Chia-Soh Wooi Yik, di final yang berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, Minggu, 10 Maret 2019.*/HUMAS PBSI

BIRMINGHAM, (PR).- Tidak ada yang menyangka ganda gaek Indonesia, Hendra Setiawan-Mohamad Ahsan bisa kembali menorehkan prestasi di kancah All England. Apalagi kini mereka bermain secara profesional, lepas dari embel-embel pelatnas PBSI. 

Gelar juara All England 2019 didapatkan setelah memenangi laga sengit tiga gim atas pasangan Malaysia, Aaron Chia-Soh Wooi Yik. Laga final berlangsung di Arena Birmingham, Inggris, Minggu, 10 Maret 2019.

Pasangan ini pun membeberkan kunci keberhasilan mereka meraih gelar All England kedua, setelah 2014. Yang pertama adalah tidak mau menyerah, sehingga mereka bisa menang di laga final.

"Pastinya setelah kehilangan gim pertama, kami tidak mau menyerah. Walaupun kalah jauh, kami tetap berusaha dengan menerapkan strategi kami. Kalaupun kalah, kami berpikir tetap harus berikan perlawanan, semaksimal mungkin. Alhamdulillah kami bisa melaluinya," kata Ahsan. 

Fokus dan jaga motivasi tetap tinggi

Hal kedua, adalah fokus. Mereka mempergunakan seluruh pengalaman dan energi yang ada dari seluruh Rakyat Indonesia yang sudah mendukung mereka, baik secara langsung di stadion maupun di Indonesia. “Kami persembahkan ini untuk Rakyat Indonesia," katanya.  

Hendra menambahkan, kunci ketiga adalah menjaga motivasi tetap tinggi. Ketika mereka bermain di babak apapun, mereka berprinsip jangan sampai mau kalah. 

"Begitu saja. Mau cedera, juga tidak apa-apa, yang penting semangat terus. Nyeri sempat ada pas gim ketiga, tapi karena sudah unggul agak jauh, jadi saya bisa kontrol. Saya fokus ke pertandingan hari ini, sebisa mungkin tidak memikirkan kaki," tegasnya. 

Ketika ditanya apa yang berbeda saat menjadi juara pada 2014 dan saat ini, keduanya kompak menjawab umur.  "Ya bedanya umur. Dulu muda, sekarang sudah belum terlalu tua. Pasti ada rasa spesialnya, apalagi ini turnamen paling tua, paling bergengsi, senang bisa juara disini lagi," kata Hendra yang diamini oleh Ahsan sambil tertawa. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat