kievskiy.org

Perjuangan Hendra-Ahsan Patut Jadi Panutan Pebulutangkis Muda Indonesia

PEBULU tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan meluapkan kegembiraan seusai memenangi pertandingan melawan ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak final All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Minggu, 8 Maret 2019. Ganda Putra Hendra/Ahsan menjuarai All England 2019 setelah mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 11-21, 21-14 dan 21-12.*/ANTARA
PEBULU tangkis ganda putra Indonesia Hendra Setiawan (kiri) dan Mohammad Ahsan meluapkan kegembiraan seusai memenangi pertandingan melawan ganda putra Malaysia Aaron Chia dan Soh Wooi Yik pada babak final All England 2019 di Arena Brimingham, Inggris, Minggu, 8 Maret 2019. Ganda Putra Hendra/Ahsan menjuarai All England 2019 setelah mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik dengan skor 11-21, 21-14 dan 21-12.*/ANTARA

JAKARTA, (PR).- Keberhasilan ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan-Mohamad Ahsan tampil sebagai juara All England 2019 dinilai patut diacungi jempol. Perjuangan pasangan gaek ini untuk meraih juara dengan kondisi yang tidak prima dinilai Kabid Binpres PBSI Susy Susanti harus jadi panutan untuk para pebulutangkis muda.

Susy menuturkan, perjuangan keduanya memberikan pelajaran bahwa sekecil apapun kesempatan yang ada, asalkan pemain mau berusaha pasti akan ada jalan. Hal inilah yang harus ditiru para pemain pelatnas PBSI saat ini.

"Seperti yang saya bilang, tidak ada yang mustahil. Sebelum pertandingan berakhir, semua memungkinkan saja. Kita lihat perjuangan mereka, dengan cedera Hendra peluang kecil, tapi mereka tidak menyerah. Saya sampai menangis. Mereka patut jadi panutan buat adik-adiknya, karena mereka berjuang  bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk Indonesia. Itu yang kita patut bangga," katanya sesuai rilis Humas PBSI.

Ketenangan dan fokus Hendra-Ahsan bisa jadi contoh bagi adik-adiknya. Di samping memiliki disiplin, attitude, dan sikap saat di lapangan, Susy menilai Hendra-Ahsan juga merupakan cermin seorang juara.

Hendra-Ahsan memang sudah menjadi pemain profesional, namun mereka tetap berlatih di pelatnas. Susy menuturkan, pihaknya sama sekali tidak pernah menganggap mereka sudah di luar, mengingat mereka memberikan pengaruh yang sangat positif untuk pemain lainnya di dalam pelatnas.

Sementara itu pelatih ganda putra Pelatnas PBSI Herry Imam Pierngadi menggaris bawahi semangat Hendra-Ahsan yang luar biasa. Meski sempat tertinggal jauh, namun keduanya mampu membalikkan keadaan.

"Lihat saja, di gim pertama kan jauh kalahnya, tapi mereka bisa bangkit, bisa menang, itu memang mental juara. Tapi secara teknik mereka memang lebih di atas, dibanding pemain-pemain di tim ganda putra," katanya.

Setelah All England ini, Hendra-Ahsan tidak langsung kembali ke tanah air. Mereka berdua memutuskan untuk langsung kembali turun bertanding di BWF World Tour Super 300, Swiss Open 2019, 12-17 Maret 2019.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat