kievskiy.org

Pertahankan dominasi, Kota Bandung juara umum kejurda squash 2019

PARA atlet squash Kota Bandung merayakan gelar juara umum Kejuaraan Daerah (Kejurda) Squash Junior Jawa Barat tahun 2019 pada hari pamungkas di lapangan Squash Siliwangi Center, Graha Tirta Siliwangi, Jalan Lombok Kota Bandung, Kamis, 2 Mei 2019.*/ARIF BUDI KRISTANTO/PR
PARA atlet squash Kota Bandung merayakan gelar juara umum Kejuaraan Daerah (Kejurda) Squash Junior Jawa Barat tahun 2019 pada hari pamungkas di lapangan Squash Siliwangi Center, Graha Tirta Siliwangi, Jalan Lombok Kota Bandung, Kamis, 2 Mei 2019.*/ARIF BUDI KRISTANTO/PR

BANDUNG, (PR).- Dominasi Kota Bandung pada kejuaraan squash skala Jawa Barat masih belum terbendung. Merebut 5 medali emas, 4 perak, dan 5 perunggu dari 10 nomor pertandingan, para atlet squash Kota Bandung memastikan gelar juara umum Kejuaraan Daerah (Kejurda) Squash Junior Jawa Barat tahun 2019 pada hari pamungkas di lapangan Squash Siliwangi Center, Graha Tirta Siliwangi, Jalan Lombok Kota Bandung, Kamis, 2 Mei 2019.

Lima medali emas bagi kontingen Kota Bandung disumbangkan Saffa Raisha Putri Ersyam yang menjuarai kelompok umur (KU) 11 tahun putri,  diikuti Nasywa Safira Mi'raj pada KU-13 tahun putri. Kota Bandung juga berhasil mengawinkan medali emas di KU-15 tahun setelah Raifa Putri Yattaqi menjadi juara di kelompok putri dan Mahathir Muhammad merajai kelompok putra.

Satu medali emas pamungkas bagi Kota Bandung, disumbangkan Zalzabila yang menjuarai KU-19 tahun. Adapun medali emas kelompok putra  KU-19 tahun diraih atlet KBB, Ahmad Syarifatulhuda.

Raihan Kota Bandung mengungguli kontingen squash Kabupaten Bandung Barat yang mengoleksi 3 medali emas dan 3 medali perunggu. Sementara itu, posisi ketiga ditempati oleh Kabupaten Bandung dengan raihan 1 medali emas, 3 medali perak, dan 4 medali perunggu.

Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Squash Indonesia (PSI) Jabar Daud Achmad mengakui, pembinaan squash masih terpusat di wilayah Bandung Raya karena keberadaan sarana prasarana representatif, khususnya di Kota Bandung. Maka, kata Daud, tidak heran jika Kota Bandung mendominasi setiap kejuaraan skala daerah.

"Squash belum begitu populer, daerah lain belum tentu punya lapang, jadi dari sarana prasarana juga beda. Faktor itu bikin sebaran pembinaan tidak merata, perkembang relatif masih di kota besar seperi Bandung yang fasilitasnya memang memadai," ujar Daud.

Akan tetapi, Daud mengaku puas dengan hasil dari pelaksanaan kejurda. Dia menilai bermunculan banyak atlet squash potensial baru sehingga diproyeksikan dapat  menjadi pelapis bagi atlet Pelatda PON XX yang dilarang tampil pada kejurda.

"Kejurda ini menjadui upaya untuk mengasah kualitas atlet squash Jabar agar terus mempertahankan dan meningkatkan prestasi," ujar Daud.

Digelar sejak Selasa, 30 April 2019, Kejurda squash 2019 diikuti 70 atlet dari tujuh kota kabupaten di Jawa Barat. Selain bagian upaya pembinaan prestasi, kejurda tersebut juga untuk mempersiapkan atlet potensial pelapis tim squash Jabar menghadapi PON XX.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat