kievskiy.org

Ketua Koni Kota Bandung: Atlet Hebat Jangan Sampai Keluar Kota Bandung

SEJUMLAH peserta bertanding pada Kejuaraan Wushu Taolu (jurus), Tradisional, dan Taiji se-Bandung Raya di GOR KONI Kota Bandung, Jalan Terusan Jakarta, 28 Februari-3 Maret 2019.*/ARIF BUDI KRISTANTO/PR
SEJUMLAH peserta bertanding pada Kejuaraan Wushu Taolu (jurus), Tradisional, dan Taiji se-Bandung Raya di GOR KONI Kota Bandung, Jalan Terusan Jakarta, 28 Februari-3 Maret 2019.*/ARIF BUDI KRISTANTO/PR

MEMILIKI sumber daya mumpuni pada berbagai aspek, Kota Bandung gagal menjadi juara umum dua edisi Pekan Olahraga Daerah (Porda) XII/2014 dan XIII/2018. Demi mengembalikan supremasi juara umum pada Porda XIV 2022, KONI Kota Bandung memprioritaskan sejumlah program, salah satunya adalah merawat atlet berbagai cabang olah raga yang diproyeksikan meraih medali emas Porda.

"Untuk 2022, salah satu program prioritas kita adalah maintenance, merawat atlet-atlet potensial emas. Atlet hebat calon peraih medali pokoknya jangan sampai  ke luar (pindah daerah) dari Kota Bandung," kata Ketua KONI Kota Bandung Nuryadi pada jumpa pers di Ruang Humas KONI Kota Bandung, Jalan Jakarta, Jumat, 9 Agustus 2019.  

Nur yang didampingi Wakil Ketua I Bidang Pembinaan Prestasi Agus Djumaedi dan Wakil Ketua Ii Bidang organisasi Laga Sudarmadi menegaskan, pihaknya sudah mengikat para atlet potensial peraih medali emas Porda sejak Mei 2019 dengan pemberian penghargaan hingga asuransi jiwa.

Menurut Nuryadi, saat ini terdapat sedikitnya 285 atlet Kota Bandung yang diproyeksikan masuk tim pelatda 39 cabang olah raga untuk menghadapi babak kualifikasi PON XX/2020. Mereka sudah menjalani 43 event baik skala daerah, nasional, bahkan internasional. Selain itu, ada pula sedikitnya 215 atlet potensial untuk melapisi para atlet utama.

"Total kalau dengan atlet proyeksi Porda bisa mencapai 1200-an atlet. Yang punya prestasi, jadi lapis pertama, apalagi yang secara potensi maupun umur masuk," ujar Nuryadi.

Dia mengatakan, hasil pembinaan prestasi atlet Kota Bandung sudah terbukti dengan senantiasa berkontribusi pada prestasi lokal maupun internasional. Oleh karena itu, Nuryadi menilai aneh jika sampai Kota Bandung gagal pada ajang level Porda.

"Program kita untuk nasional bahkan internasional, ikut membiayai atau memberikan subsidi sehingga bisa juara nasional dan internasional, masa level Jabar (Porda) kalah," ujarnya. 

Akan tetapi dia tidak memungkiri, pencapaian Porda bukan melulu tergantung pada pembinaan. Menurut Nuryadi, sistem dalam Porda juga harus dibenahi.

"Ada terjadi, cabor tertentu sekian nomor, tapi praktiknya ditambah nomor-nomor junior. Aja juga yang atletnya disuruh mengalah oleh Pengda induk cabor. Harusnya saat ini nomor pertandingan sudah diketok. Jadi dalam dua edisi terakhir Bandung yang secara SDM kuat, tapi kenapa sampai gagal juara umum lagi, ada masalah mungkin karena faktor-faktor lain," ujar Nuryadi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat