kievskiy.org

Nasib Pelatnas Cabor Olimpiade Tokyo 2020 Terancam Bubar di Tengah PSBB

DOKUMRENTASI, Lifter  putra Indonesia Deni (kiri) berlatih saat menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Angkat Besi di Mess Kwini, Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan (kelas 61 kilogram putra), Windy Cantika Aisah (49 kg putri) dan Deni (67 kg putra) berpeluang lolos ke ajang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, dengan syarat menempati peringkat delapan besar dunia serta mengikuti enam kejuaraan dalam 18 bulan periode kualifikasi Olimpiade.*
DOKUMRENTASI, Lifter putra Indonesia Deni (kiri) berlatih saat menjalani pemusatan latihan nasional (Pelatnas) Angkat Besi di Mess Kwini, Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan (kelas 61 kilogram putra), Windy Cantika Aisah (49 kg putri) dan Deni (67 kg putra) berpeluang lolos ke ajang Olimpiade 2020 di Tokyo, Jepang, dengan syarat menempati peringkat delapan besar dunia serta mengikuti enam kejuaraan dalam 18 bulan periode kualifikasi Olimpiade.* /ANTARA


PIKIRAN RAKYAT - Pelatnas cabang-cabang olahraga proyeksi Olimpiade Tokyo yang saat ini masih berjalan di wilayah DKI Jakarta terancam tidak bisa diteruskan.

Mengingat adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta yang berlaku mulai Jumat 10 April 2020, cabor-cabor yang masih pelatnas diminta Kemenpora untuk mengirimkan surat permohonan untuk tetap bisa menjalankan pelatnas.

Baca Juga: Persib dalam Sejarah: Kudeta PSMS di Puncak Klasemen hingga 2 Tarian Jaipong Barkaoui

Kebijakan tersebut berlaku selama masa perpanjangan inkubasi 14 hari ke depan. Dengan dasar hukum Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Permenkes No.9 Tahun 2020.

Dimana ada pelarangan kegiatan perkumpulan/pertemuan olahraga dengan batas maksimal 5 orang.

"Kami pasti akan bantu fasilitasi. Kami minta agar cabor-cabor yang masih menggelar pelatnas di Jakarta untuk secepatnya mengirimkan surat permohonan resmi kepada Kemenporam untuk kemudian dikonsultasikan cepat dengan gugus tugas Kemenkes. Ini sifatnya laporan. Karena kalau tidak resmi, kan tidak lucu kalau nanti, di suatu tempat ada kegiatan olahraga terus dihentikan padahal atlet sedang latihan. Jadi saya minta surat secepatnya dikirimkan ke kami," tutur Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) saat dihubungi "PR", Rabu 8 April 2020.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PP PBSI, Achmad Budiharto mengatakan bila pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kemenpora terkait adanya kebijakan PSBB tersebut.

Sebab kondisi tersebut membuat PBSI kebingungan. Mengingat saat ini masih ada 100 atlet yang bertahan di Pelatnas PBSI Cipayung meskipun pelatnas sudah diliburkan hingga 2 Juni mendatang.

Saat ini para atlet yang tetap memilih bertahan di Cipayung, Jakarta ini tetap menjalani program latihan fisik guna menjaga kondisi kebugaran tubuh tiap harinya.

"Sebenarnya Pelatnas Cipayung ini kan tempat latihan yang terlindungi. Kemarin pun kami baru bicarakan dengan Kemenpora lewat Sesmenpora untuk meminta dispensasi. Kebetulan pelatnas akan jalan terus, dan ada 100 atlet yang kita jaga. Jadi cukup banyak. Maka agak sulit dengan pembatasan untuk "social distancing" dan "physical distancing" yang seusai dengan kebijakan PSBB maksimal hanya 5 orang. Apalagi pelanggar bisa ditindak polisi," tuturnya.

Hal serupa pun diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum PB PABBSI, Joko Pramono. Pihaknya memohon agar Kemenpora tetap mempertahankan pelatnas angkat besi yang saat ini sedang berjalan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat