PIKIRAN RAKYAT - Aroma pembuktian diri mewarnai Indonesia Basketball League (IBL) All Star 2024 yang kembali dengan tema "Legacy for the Future".
Guard Prawira Yudha Saputera yang tampil untuk kali kedua di All Star ini mengaku ingin menunjukkan kepada seniornya Abraham Damar Grahita bahwa dirinya kini sudah banyak berkembang. Musim ini merupakan kali pertama Abraham yang akrab dipanggil Bram ini tampil di All Star dengan format legacy vs future. Musim lalu, dia masih memperkuat tim Liga Jepang.
Sebelumnya Abraham pernah masuk dalam draft IBL All Star, saat itu dirinya masih berada satu tim dengan Yudha. Yudha ketika itu masih termasuk pemain baru.
"Tahun lalu tidak ikut IBL, baru kali ini pula kita tampil dengan berbeda tim All Star-nya. Jadi pasti akan menarik, melihat bagaimana Yudha berkembang permainannya dan jadi pemain yang jauh lebih baik sekarang. Sudah pasti akan lebih seru," katanya.
Kembali masuk dalam jajaran pemain future IBL All Star, Yudha pun mengaku ingin menunjukkan kepada Abraham bahwa dirinya kini sudah berkembang sangat pesat. Yudha pun mengaku jika dirinya banyak belajar dari seorang Abraham saat masih dalam satu tim.
"Yang pasti saya ingin menunjukkan bahwa kita yang muda-muda ini kalau bisa bersaing dengan para legacy. Kami akan bertahankan kemenangan musim lalu. Sekaligus menunjukkan kepada Koh Bram kalau sekarang saya sudah banyak berkembang, meskipun sampai sekarang masih belajar terus," ucapnya.
"Aroma dendamnya pasti ada. Karena mereka (legacy) tidak mau mengalami kekalahan kali kedua dari tim future. Lebih ramai lagi, karena tahun ini komposisinya legacy berbeda dari sebelumnya," tambahnya.
Sama dengan tahun lalu, komposisi tim Future dan Legacy berisikan masing-masing dua guard, masing-masing dua forward, masing-masing satu center, 3 pemain asing, 1 pemain heritage/lokal naturalisasi, dan dipimpin oleh seorang coach di tiap tim. Tim future berisikan para pemain yang baru melakoni pertandingan IBL di bawah lima tahun, sementara legacy berisikan pemain yang lebih berpengalaman.
Jika tahun lalu, David Singleton berkesempatan melatih tim future, tahun ini dia berpindah haluan memegang tim legacy. Sementara tim future kini dinahkodai Yohannis Wimar yang banyak malang melintang menjadi asisten pelatih Timnas basket putra.