kievskiy.org

Sembilan Mobil Tim Mahasiswa Indonesia Lolos Uji Teknis

TIM Cakrawala Urban EV mengikuti Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila Filipina, Kamis-Minggu (3-6/3/2016).*
TIM Cakrawala Urban EV mengikuti Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila Filipina, Kamis-Minggu (3-6/3/2016).*

BANDUNG, (PRLM).- Sebanyak 20 tim mahasiswa dari 13 Perguruan Tinggi yang berasal dari 10 kota di Indonesia menjadi Tim Shell Eco-Marathon Indonesia (SEM) 2016 dan mewakili Indonesia pada Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila Filipina, Kamis-Minggu (3-6/3/2016). Shell Eco-marathon Asia 2016 secara resmi telah dibuka, di Manila, Filipina, Jumat (4/3/2016). Pada upacara pembukaan ini ada enam tim mahasiswa yang mewakili Indonesia yaitu Tim Apatte 62 Team dari Universitas Brawijaya, Tim ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Tim Bengawan Team 1 dan Team 2 dari Universitas Sebelas Maret Solo, Tim Nakoela dari Universitas Indonesia dan Tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB). “Keenam tim ini merupakan tim-tim mahasiswa yang berhasil menyelesaikan seluruh aspek Technical Inspection pada hari Kamis, 3 Maret 2016. Keenam mobil dari tim-tim ini berhasil dinyalakan dan melaju dengan mulus di garis start saat acara peresmian pembukaan tadi,” kata Haviez Gautama, GM External Relations PT Shell Indonesia. Sebelumnya, sebanyak 20 mobil tim mahasiswa Indonesia telah tiba di Manila dan menyelesaikan registrasi tim, Rabu (2/3/2016) untuk berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon Asia 2016. Agar dapat berlomba di trek jalan raya, seluruh mobil yang mengikuti kompetisi ini harus lolos Uji Inspeksi Teknis (Technical Inspection) untuk memastikan kelayakan, keamanan dan keselamatan. Haviez berujar, bahwa seluruh mobil yang akan mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila harus mendapatkan stiker uji inspeksi teknis untuk bisa ikut dalam kompetisi di trek jalan raya yang akan berlangsung besok. Stiker ini menandakan bahwa mobil telah lolos inspeksi teknis, termasuk diantaranya aspek keselamatan untuk bisa mengakses trek yang digunakan pada Shell Eco-marathon Asia 2016 ini. Pihak Panitia Shell Eco-marathon Asia 2016 menyediakan Update Leaderboards yang menjelaskan mengenai perkembangan tim-tim pada uji inspeksi teknis dan hasil pencapaian di race track. Berdasarkan data Technical Inspection Result, Jumat (4/3/2016), beberapa tim mahasiswa dari Indonesia seperti Tim Nakoela dari Universitas Indonesia dan Tim Batavia Generation Team dari Universitas Negeri Jakarta telah berhasil menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis. Baik Tim Nakoela maupun Tim Batavia Generation Team akan bertanding di kelas Prototype dengan menggunakan gasoline (bensin) sebagai sumber energinya. Ario Sunar Baskoro, dosen pembimbing Tim Nakoela menyampaikan bahwa Tim Nakoela sebelumnya telah menyelesaikan 10 aspek Uji inspeksi teknis. “Kami mendapatkan keuntungan dengan uji inspeksi teknis yang dapat kami selesaikan dengan cukup cepat, karena Tim Nakoela dapat berlatih mengendarai Keris RVII di race track pada hari ini, Jumat (4/3/2016),” katanya. Lebih jauh, Ario Sunar Baskoro menambahkan bahwa salah satu kendala yang dialami tim Nakoela saat uji inspeksi teknis adalah fuel tank (tangki bahan bakar) yang retak dan dapat segera diselesaikan dengan mengganti tangki bahan bakar yang retak dengan yang baru. Selain itu Tim Rakata dari Institut Teknologi Bandung (ITB) juga telah menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis. Tim Rakata akan bertanding di kategori Prototype dengan sumber energi alternatif ethanol. Tim mahasiswa lainnya dari ITB yang juga telah menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis adalah Tim Cikal Ethanol yang akan bertanding di kategori UrbanConcept dengan sumber energi yang sama yaitu etanol. Di kelas UrbanConcept, data live result pada hasil uji inspeksi teknis juga menunjukkan bahwa Tim Bengawan Team 1 dari Universitas Sebelas Maret dan Tim Sadewa dari Universitas Indonesia telah menyelesaikan seluruh aspek dalam Technical Inspection. Kedua tim ini akan bertanding di kategori UrbanConcept dengan sumber energi yang sama yaitu Gasoline (bensin). Menyusul kesuksesan tim lain, Tim Apatte 62 Team dari Universitas Brawijaya yang akan bertanding di kategori Prototype dengan sumber energi baterai elektrik pun telah berhasil menyelesaikan seluruh aspek dalam uji inspeksi teknis. Sedangkan Tim IMEI dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang juga akan bertanding di kategori Prototype dengan sumber energi baterai elektrik baru menyelesaikan enam dari 10 aspek uji inspeksi teknis pada Jum’at (4/3/2016) pagi. Trek jalan raya yang digunakan pada Shell Eco-marathon Asia 2016 di Manila, Filipina memiliki dimensi, ukuran trek persegi panjang dengan ukurang 365 m x 235 m. Jarak trek adalah 1,2 km per putaran dengan putaran pengujian berjumlah 10. Lebar trek mencapai 9 meter dengan permukaan berupa aspal (bitumen). Trek ini memiliki radius tikungan minimal 8 meter dengan seluruh permukaan trek yang datar. Trek jalan raya di Rizal Park, Manila Filipina dipilih karena mencerminkan tantangan mobilitas perkotaan di masa kini. Untuk beberapa tim mahasiswa Indonesia seperti Tim Dubalang Team Unand, Tim Cakrawala Urban EV dan Tim Nogogeni ITS Team1, ini adalah pengalaman pertama mereka mengikuti kompetisi Shell Eco-marathon Asia, sekaligus pengalaman pertama mencoba mobil di lintasan jalan raya di Rizal Park, Manila Filipina. Data live result terbaru menunjukkan, bahwa Tim Nogogeni ITS Team 1 hampir menyelesaikan seluruh aspek uji inspeksi teknis. Sementara Tim Dubalang Team Unand baru menyelesaikan tujuh dari 10 aspek dalam uji inspeksi teknis . “Kami berharap bahwa seluruh tim mahasiswa Indonesia bisa menyelesaikan semua aspek uji inspeksi teknis pada hari ini serta bisa mendapatkan putaran penuh di trek yang hasilnya valid dan dapat dihitung untuk mengetahui konsumsi sumber energi yang digunakan” kata Haviez. Shell Eco-marathon pertama kali diselenggarakan pada 1939 di laboratorium penelitian Shell di Amerika Serikat sebagai pertandingan persahabatan antar ilmuwan untuk mengetahui siapa yang dapat menempuh jarak terjauh dengan segalon bahan bakar pada kendaraannya. Pemenang lomba ketika itu hanya mampu menempuh jarak 50 mpg (21 km/l), dan dari sejarahnya yang sederhana ini, pertandingan persahabatan tersebut berkembang menjadi kompetisi yang dikelola dengan lebih rapi. Pada 1985, di Prancis, lahirlah Shell Eco-marathon seperti yang kita kenal saat ini. Pada April 2007, Shell Eco-marathon Americas diselenggarakan di Amerika Serikat, dan pada 2010, pembukaan Shell Eco-marathon Asia diselenggarakan di Malaysia. Malaysia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Shell Eco-Marathon Asia sampai dengan 2013. Sejak 2014, Manila, Filipina, menjadi tuan rumah penyelenggaraan kompetisi ini, dan akan terus menyelenggarakannya sampai dengan 2016. (Didih Hudaya/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat