kievskiy.org

Pemerintah Tepati Janji: Harga BBM Pertamina Tetap Stabil 1 Maret 2024

Ilustrasi SPBU BBM Pertamina.
Ilustrasi SPBU BBM Pertamina. /Pertamina

PIKIRAN RAKYAT - PT Pertamina (Persero) umumkan harga bahan bakar minyak (BBM) terbaru 1 Maret 2024. Sesuai dengan janji yang dibuat sebelumnya, harga BBM tak mengalami kenaikan.

Hal ini bisa dilihat di situs Pertamina pada Jumat 1 Maret 2024. Baik harga Pertalite, Pertamax, atau bahkan Pertamax Turbo tetap sama seperti bulan Februari 2024.

Pertalite dijual tetap Rp10.000 per liter. Sedangkan BBM lainnya seperti Pertamax, Pertamax Turbo, masih dijual di kisaran angka Rp14.000 sampai Rp14.550 per liter. Pun sama dengan bahan bakar diesel seperti Dexlite dan Pertamina Dex masing-masing dijual Rp14.550 dan Rp15.000 per liter.

Harga BBM Pertamina 1 Maret 2024

Penetapan harga BBM Pertamina 1 Maret 2024 diputuskan melalui formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.

Berikut adalah harga BBM Pertamina 1 Maret 2024 terbaru:

  1. Solar subsidi Rp6.000 per liter
  2. Pertalite Rp10.000 per liter
  3. Pertamax Rp 12.950 per liter
  4. Pertamax Green 95 Rp 13.900 per liter
  5. Pertamax Turbo Rp 14.400 per liter
  6. Dexlite Rp 14.550 per liter
  7. Pertamina Dex Rp 15.100 per liter

Harga di atas berlaku untuk daerah Jawa dan wilayah lain dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen.

Sesuai Janji

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak ada kenaikan tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak (BBM) hingga Juni 2024. Hal itu diputuskan dalam rapat paripurna Kabinet Indonesia Maju Senin 26 Februari 2024.

"Tadi diputuskan dalam sidang kabinet paripurna tidak ada kenaikan listrik, tidak ada kenaikan BBM sampai Juni (2024), baik itu yang subsidi," katanya seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya.

Hal itu pun menjadi salah satu faktor penyebab melebarnya target defisit fiskal APBN 2024 yang tercatat, yakni sebesar 2,29 persen terhadap PDB. Sebab, subsidi untuk menahan kenaikan harga listrik dan BBM membutuhkan anggaran lebih besar untuk PT Pertamina maupun PT PLN.

"Itu akan membutuhkan additional anggaran untuk Pertamina maupun PLN, dan itu nanti akan diambil baik dari sisa saldo anggaran lebih (SAL), maupun pelebaran defisit anggaran di 2024. Jadi itu 2,3-2,8 (persen)," tutur Airlangga Hartarto.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat