kievskiy.org

Efek Tipu Data Uji Keselamatan, Daihatsu Telan Kerugian Terbesar Sejak 1992

Logo Daihatsu.
Logo Daihatsu. /REUTERS/Kim Kyung-Hoon

PIKIRAN RAKYAT - Daihatsu melaporkan adanya kerugian yang dialami pada tahun fiskal 2023. Dalam laporan menyebut, kerugian yang dialami mencapai 5 miliar yen.

Angka kerugian ini menjadi yang paling besar bagi Daihatsu sejak 1992. Diduga kerugian yang dialami ini karena akibat skandal manipulasi uji keselamatan kendaraan yang terungkap beberapa waktu terakhir.

Dilansir dari media Jepang, Nippon, Daihatsu rugi setelah meraup keuntungan hingga 38 miliar yen di tahun fiskal 2022. Namun pendapatan mereka turun bahkan anjlok di tahun 2023.

Kerugian yang dialami ini merupakan buntut panjang dari terkuaknya skandal manipulasi hasil uji keselamatan. Diberitakan sebelumnya bila pemerintah Jepang menemukan indikasi kecurangan data uji tabrak yang dilaporkan Daihatsu.

Hasil investigasi pemerintah Jepang adalah adanya penyimpangan prosedur Daihatsu dalam melakukan uji tabrak. Pemerintah Jepang pun memutuskan untuk mencabut izin tipe atau Vehicle Type Approval (VTA) untuk beberapa model.

Skandal ini tidak hanya melibatkan Daihatsu, namun juga Toyota yang merupakan perusahaan induk Daihatsu. Sementara produk yang terindikasi masuk dalam kecurangan data tidak hanya di Jepang, namun juga beberapa negara lain, termasuk Indonesia.

Sementara dalam laporan Nippon, kerugian besar yang dialami Daihatsu dampak dari penutupan empat pabrik mereka di Jepang. Pabrik tersebut tutup selama beberapa bulan, dan baru kembali dibuka pada Mei 2024.

Daihatsu juga dilaporkan kehilangan 70 miliar yen sebagai kompensasi ganti rugi kepada pemasok komponen yang dirugikan akibat penutupan pabrik.

Pada laporan penjualan hingga Maret 2024 penjualan Daihatsu dilaporkan turun 20,9 persen dibanding tahun sebelumnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat