kievskiy.org

Kegiatan Pramuka Tangkal Radikalisme

PRESIDEN RI Joko Widodo menerima Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2/2016). Dalam pertemuan itu, mereka meminta dukungan presiden dalam agenda Jambore Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur 14 Agustus 2016 mendatang.*
PRESIDEN RI Joko Widodo menerima Pimpinan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (5/2/2016). Dalam pertemuan itu, mereka meminta dukungan presiden dalam agenda Jambore Nasional di Bumi Perkemahan Cibubur 14 Agustus 2016 mendatang.*

JAKARTA,(PRLM).- Ikut dalam Gerakan Pramuka menjadi salah satu cara melatih dan mendidik anak-anak dan pemuda agar dijauhkan dari gerakan radikal atau ekstrim. Pramuka justru melatih para pemuda menjadi pemimpin dan mengamalkan dasa dharma pramuka. Hal itu dikemukakan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (5/2/2016). Di tengah paham radikalisme menjadi sorotan saat ini, Adhyaksa mengatakan pramuka mengagendakan jambore nasional di Cibubur Agustus mendatang. "Ini event besar di tengah kegalauan banyak orang terhadap banyak aliran sesat dan sebagainya, saya kira pramuka ini yang paling penting untuk garda terdepan untuk bangsa ini, kalau kita mau baik," katanya Dalam perhelatan besar itu, para anggota pramuka juga akan dibekali tentang deradikalisme dan penjelasan tentang IT dan dunia siber. Anak-anak yang ada saat ini, kata Adhyaksa akan jadi pemimpin. Pramuka menurutnya akan berperan dalam proses menjadikan anak-anak sebagai pemimpin yang tidak terpengaruh aliran ekstrim. "Untuk menangkal radikalisme dan paham ekstrim kiri dan kanan itu, penting sekali dimasukkan pramuka," kata Adhyaksa. Jambore ini, kata Adhyaksa bertepatan dengan 55 tahun usia pramuka. Pramuka ingin menekankan agar anggotanya menyesuaikan diri dengan era sekarang, era informasi. Adhyaksa mengkhawatirkan banyak anak-anak di daerah yang terpengaruh pada paham radikal melalui perkembangan teknologi. Itu sebabnya, anggota pramuka tidak hanya berekreasi dan latihan fisik saja tapi juga ada beberapa pembekalan. "Kami akan melaksanakan jambore nasional pada 14 Agustus 2016. Ada sekitar 22 ribu-25 ribu orang di Cibubur," katanya. Rencana itu pulalah yang dilaporkan Adhyaksa saat bertemu Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka. Dalam pertemuan itu, Adhyaksa kembali menyinggung tentang tanah bumi perkemahan Cibubur. Adhyaksa mengatakan, Jokowi sudah merestui bumi perkemahan Cibubur itu sudah jadi tanah milik pramuka yang diperoleh dan akan terus selamanya untuk hak pakai pramuka. Sehingga tidak akan pernah dipindahtangankan. Itu sebabnya, Adhyaksa meminta pemerintah memperbaiki pula fasilitas di sana. "Presiden sudah menyetujuinya melalui bapak Menpora (Imam Nahrawi) untuk membantu kita sepenuhnya dan nanti dimulai Februari ini, beliau tadi bilang pada kita, sudah bisa dilaksanakan," katanya. Tidak hanya itu, Jokowi juga merestui gerakan pramuka ada di bawah kementerian pendidikan dan kebudayaan. Sehingga ke depannya pramuka tidak lagi di bawah kementerian pemuda dan olah raga. Proses perpindahan itu akan berjalan dengan merevisi UU Pramuka. Adhyaksa menjelaskan, anggota Pramuka memang 70 persen berusia 17 tahun ke bawah sehingga lebih cocok masuk kementerian pendidikan. Menpora Imam Nahrawi yang ikut mendampingi presiden menerima pimpinan kwartir nasional itu mengatakan presiden sangat apresiasi kegiatan jambore. Jokowi bahkan secara langsung menelefon Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro agar memberi perhatikan penambahan anggaran untuk jambore nasional sekaligus anggaran rutin. "Anggaran rutin Rp20 miliar dan jambore Rp15 miliar kami anggarkan. Presiden bilang untuk ditambah, akan mencukupi kebutuhan," kata Imam. Imam mengatakan presiden juga merencanakan sebulan sebelum jambore akan meninjau lokasi bumi perkemahan. Jokowi ingin memantau lokasi, MCK (mandi cuci kakus), jalan, listrik, air, dan sebagainya. (Arie C. Meliala/A-147)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat