kievskiy.org

SMAK Bogor Memborong Gelar di Oktan 2017

BANDUNG,(PR).- SMAK Bogor memborong penghargaan dalam kegiatan Olimpiade Kimia Tingkat Nasional (OKTAN) 2017 yang diselenggarakan Institut Teknologi Bandung (ITB). Dua tim dari SMAK Bogor meraih juara pertama dan ketiga.

SMAK Bogor berhasil menyisihkan tiga tim lainnya di babak final. Mereka adalah BPK Penabur Cirebon (juara 2), SMAN 2 Tangerang (Harapan 1), dan SMA Kristus YSKI (Harapan 2). Tim dari Kota Bandung yakni SMAN 5 Bandung hanya bertahan hingga semifinal.

Tiap tim yang beranggotakan dua orang itu harus melalui serangkaian seleksi dengan sistem gugur. Sejak pendaftaran dibuka pada November 2016, terdaftar 700 tim. Jumlah itu meningkat dibanding tahun sebelumnya.

"Bahkan bisa dibilang tahun ini benar-benar mewakili nasional karena ada perwakilan hingga dari Indonesia bagian timur," ujar juru bicara panitia OKTAN 2017 Ranis Sinar ketika ditemui pada Minggu, 22 Januari 2017.

Dikatakan Ranis, tadinya sempat ada yang akan mendaftar dari Papua. Namun entah mengapa pada akhirnya batal berpartisipasi.

Ranis mengatakan dalam kompetisi yang rutin diadakan tiap tahun itu, selalu ada SMA BPK Penabur dalam jajaran pemenang. Hal yang sama terjadi tahun ini.

Akan tetapi, OKTAN 2017 memiliki perbedaan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peserta tidak pernah menjadi juara dalam OSN tingkat nasional. Ranis menyebutkan hal itu untuk menghindari dominasi kompetisi oleh orang yang sama.

"Selain itu, kami juga ingin ada lebih banyak orang baru dalam kompetisi kimia," ujarnya.

Ranis menyebutkan pihaknya tidak kesulitan untuk memverifikasi peserta. Apalagi panitia juga sebagian merupakan alumni OSN sehingga pengecekan mudah dilakukan.

Magic of Chemistry
Ranis menyebutkan tiap tahun tema yang diangkat berbeda-beda. Tema itu biasanya disesuaikan dengan isu-isu terkini.

Untuk tema tahun ini, kata Ranis, sengaja memilih "magic of chemistry". Menurut Ranis, pilihan tema itu untuk memberikan gambaran keajaiban dari kimia.

Ranis menyebutkan selama ini, masyarakat sering menganggap zat kimia sebagai hal yang berbahaya. Hal itu bisa dilihat dari tren selama kasus sianida Jessica juga laporan investigasi media televisi terhadap zat kimia yang terkandung dalam makanan.

"Padahal ada sisi manfaatnya dari zat kimia tersebut," ungkapnya.

Ranis menyebutkan pihaknya melalui kegiatan OKTAN ingin menyampaikan pada masyarakat agar tidak khawatir terhadap zat kimia. Kimia bisa dipelajari dan digunakan secara aman. Bahkan tidak sedikit bahan kimia yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat