kievskiy.org

Lembaga Bimbel Diduga Pelaku Pembocoran Soal USBN

JAKARTA, (PR).- Modus pembocoran naskah soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) 2017 sama dangan pola pembocaran soal Ujian Nasional (UN) tahun lalu. Naskah soal dan kunci jawaban disebarkan melalui aplikasi WhatsApp dan Line. Adapun lembaga bimbingan belajar (Bimbel) menjadi pihak pertama yang diduga kuat membocorkan dan menjualbelikan dokumen rahasia tersebut. Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menyatakan, para siswa yang mengikuti bimbingan belajar secara patungan membeli seharga Rp 10 juta untuk memeroleh 6 paket soal dan kunci jawaban. Menurut dia, setiap siswa harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 100.000-Rp 150.000 untuk patungan. Jumlah siswa bimbingan belajar maksimal sebanyak 70 orang per kelompok. “Bedanya, kalau UN baru dikirim beberapa jam menjelang soal diuji, tetapi USBN siswa sudah memperolehnya satu hari sebelumnya, tidak hanya jawaban pilihan ganda, tetapi juga jawaban esai lengkap dengan qlue soal sesuai paket yang diterima siswa bersangkutan. USBN menyediakan 4 paket soal, yaitu 2 paket soal utama dan 2 paket soal susulan. Bimbel yang membocorkan berinisial Q dan IS,” ujar Retno, di Jakarta, Kamis, 23 Maret 2017. Ia mengklaim, temuan yang diperoleh FSGI tersebut sekaligus untuk membantah dugaan dari berbagai pihak yang mempertanyakan integritas guru. Menurut dia, guru tidak mungkin mengkhianati proses penyelenggaraan USBN. Pasalnya, selain diikat oleh beberapa aturan, para guru juga sudah menandatangani pakta integritas yang menyatakan akan berlaku jujur dengan dinas pendidikan daerah. Presidium FSGI wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah Heru Purnomo menyatakan, pemerintah harus menindak tegas lembaga bimbingan belajar yang telah merusak kualitas USBN. “Apakah pemerintah juga sudah menyiapkan hukuman untuk Bimbel dan pihak lain yang bukan guru dan sekolah sebagai pembocor USBN? Sementara pembocor soal UN SMA jurusan IPA di Google Drive pada tahun 2015 saja tidak jelas penyelesaiannya hingga hari ini,” katanya. Ia menyatakan, selain di DKI Jakarta dan Jawa Tengah, FSGI juga menerima laporan kebocoran soal USBN terjadi di Kepulauan Riau, Sumatera Utara, Jawa Barat, dan NTB. “Di antaranya di kota/kabupaten Indramayu, Medan, Pekanbaru, Tasikmalaya, Bogor, Garut Jambi, dan Bengkulu,” ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat