kievskiy.org

Masyarakat Miskin Jangan Kehilangan Kesempatan

MENTERI Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), berbincang dengan Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi (kiri), dan Rektor Unpas Eddy Jusuf seusai membacakan orasi ilmiahnya, pada Sidang Terbuka Senat Unpas, di Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (13/11/2018).*
MENTERI Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita (kedua kanan), berbincang dengan Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi (kiri), dan Rektor Unpas Eddy Jusuf seusai membacakan orasi ilmiahnya, pada Sidang Terbuka Senat Unpas, di Sabuga ITB, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa (13/11/2018).*

BANDUNG, (PR).- Kebijakan pembangunan kesejahteraan sosial harus memiliki wawasan manajemen risiko. Hal ini guna mendorong perlindungan sosial dan menjamin agar masyarakat bawah tidak kehilangan kesempatan memperbaiki taraf kehidupannya. Kebijakan itu bisa berupa perlindungan pada mereka yang bependapatan rendah, sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan dan bisa memanfaatkan peluang untuk keluar dari jerat kemiskinan. Demikian disampaikan Menteri Sosial Agus Guiwang Kartasasmita dalam orasi ilmiahnya pada Sidang Terbuka Senat Universitas Pasundan dalam rangka Wisuda I Tahun 2018/2019 di Gedung Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Selasa, 13 November 2018. “Kebijakan pro-kaum miskin ini harus dikaitkan dengan membekali masyarakat dengan ketrampilan. Harapannya mereka bisa terserap menjadi tenaga kerja nasional,” ungkap Agus Gumiwang yang juga alumnus Universitas Pasundan ini. Ia menjelaskan, pemerintah melalui Kementerian Sosial memiliki beberapa program unggulan yang memberikan perlidungan dan jaminan sosial bagi masyarakat rentan. Antara lain program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau yang dulu dikenal dengan rastra (beras sejahtera) dan Program Keluarga Harapan (PKH). "BPNT dimaksudkan untuk menjamin akses masyarakat miskin terhadap kebutuhan dasar pangan, sementara PKH merupakan bantuan sosial untuk mendorong kualitas SDM dan kreativitas keluarga miskin dalam meningkatkan produksinya," tutur Agus. Kata Agus, berdasar data BPS, program inilah yang turut serta menurunkan angka kemiskinan Indonesia menjadi 9,2%. Meski ia sendiri belum optimal membangun daya tahan masyarakat menghadapi dinamika global. Cara lain yang ditempuh lewat menggalakkan kewirausahaan. Agus berharap perguruan tinggi bisa turut berkontribusi dalam memberi pendampingan dan pelatihan untuk mendorong kewirausahaan. Di sisi lain, Rektor Unpas Eddy Jusuf mengatakan, perguruan tinggi bisa berperan serta dalam mengatasi jurang pemisah di masyarakat akibat teknologi. "Melalui literasi humanis. Revolusi industri bukan hanya soal big data, tapi juga soft skill. Kemampuan untuk mendekatkan jurang dampak dari teknologi," katanya. Wisuda Unpas ini dilaksanakan selama dua hari, Selasa dan Rabu. Unpas mewisuda 2.548 mahasiswa dari program sarjana, magister, dan doktor. Alfath Prannisa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis lulus dengan nilai sempurna yaitu IPK 4 menjadi salah seorang wisudawan terbaik di jenjang sarjana. Disusul oleh Santi Nurhasanah dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan IPK 3,91, Shintya Eka Purnama Sari dari Fakultas Hukum dengan IPK 3,82, dan Riska Apriliyani dari Fakultas Ilmu Seni dan Sastra dengan IPK 3,78. (Catur Ratna Wulandari)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat