kievskiy.org

Unpas dan Universitas Guangdong Perkuat Kerjasama

KETUA Program Studi Bahasa Indonesia di Guangdong University for Foreign Studies , Xiao Melati (kiri) menandatangani piagam kerjasama bersama Rektor Universitas Pasundan di Bandung, Kamis (15/11/2018).*
KETUA Program Studi Bahasa Indonesia di Guangdong University for Foreign Studies , Xiao Melati (kiri) menandatangani piagam kerjasama bersama Rektor Universitas Pasundan di Bandung, Kamis (15/11/2018).*

BANDUNG, (PR).- Rektor Universitas Pasundan Bandung Eddy Jusuf menandatangani naskah perpanjangan kerjasama Universitas Pasundan dengan Guangdong University for Foreign Studies, Gungzhou, Tiongkok, Kamis (15/11/2018) lalu. Naskah kerjasama itu sudah ditandatangani oleh Dekan GDUFS dan diserahkan oleh Ketua Program Studi Bahasa Indonesia di GDUFS, Xiao Melati yang menemui Rektor Unpas bersama Dekan School of Information Science and Technology GDUFS Jiang Shengyi dan tiga dosen lainnya. Kerjasama kedua universitas itu sudah berlangsung sejak 2011 dan diperpanjang untuk empat tahun berikutnya. Awal tahun 2019 dosen bahasa di GDUFS dijadwalkan melakukan kerjasama penelitian dengan Unpas. “Kerjasama erat antara Unpas dengan GDUFS sudah sejak 2011. Telah banyak hasil-hasil kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak demi semakin menguatkan basis keilmuan kedua lembaga yang juga ikut memperkuat jalinan kerjasama kedua negara. Tiongkok dengan basis keilmuan yang luas ternyata juga memberi perhatian khusus kepada Indonesia,” ungkap Eddy Jusuf. Ia menjelakan bahwa Unpas telah menjadi kerjasama dengan 37 perguruan tinggi di luarnegeri terdiri dari perguruan tinggi di Asia, Eropa, Kanada, Australia, Selandia Baru dan Fiji. “Kerjasama semacam ini perlu terus ditingkatkan dan diperkuat dalam konteks era kesejagatan. Setiap negara harus dalam menjadi kolaborasi dengan mengedepankan potensi dan kekuatan masing-masing demi saling mengisi kapasitas dan tujuan akhirnya membawa kemajuan keilmuan dan kemanusiaan,” ucapnya. Xiao Melati mengatakan secara budaya Tiongkok dan Indonesia memiliki ikatan yang kuat dan terjalin sejak berabad lalu. “Indonesia dan Tiongkoik banyak kesamaan, terutama dalam hal budaya, sehingga sangat strategis untuk bekerjasama. Kolaborasi keilmuan antara lembaga pendidikan di kedua negara memiliki dampak yang sangat penting bagi kemajuan masing-masing pihak termasuk masyarakat di kedua negara,” katanya. Tim dari GDUFS juga sempat berkunjung ke labolatorium bahasa Universitas Pasundan Bandung di Gedung Pascasarjana Jalan Sumatera Nomor 41, Jumat petang 16 November 2018. Mereka diterima Sekretaris Laboratorium Bahasa Unpas Husni Thamrin. Unpas dan GDUFS telah bekerjasama sejak 2011 dalam bidang penelitian dan pertukaran mahasiswa.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat