kievskiy.org

Butuh Lebih Banyak Dosen yang Unggul Secara Keilmuan

ILUSTRASI.*/CANVA
ILUSTRASI.*/CANVA

JAKARTA, (PR).- Indonesia membutuhkan lebih banyak dosen yang unggul secara keilmuan dalam upaya mengejar pembangunan sumber daya manusia nasional. Jangan seperti sekarang, di mana sebagian besar dosen lebih banyak mengejar jabatan struktural untuk kepentingan karier pribadi.

Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan, tugas pokok dosen adalah pada pengembangan keilmuan. Meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sementara karier struktural merupakan tugas tambahan.

“SDM unggul tidak akan ada tanpa perguruan tinggi yang berkualitas. Perguruan tinggi berkualitas ada karena dosen-dosen yang andal. Untuk membentuk iklim akademik yang kondusif, tentu dibutuhkan kepemimpinan yang baik pula. Kepemimpinan ini yang harus dimiliki rektor,” ujar Ghufron dalam siaran pers di Jakarta, Rabu, 2 Oktober 2019.

Mengingat pentingnya peran dan dosen bermutu, Kemenristekdikti setiap tahun menggelar program Academic Leader. Program tersebut untuk mengapresiasi rektor dan dosen berprestasi dan memberikan dampak signifikan terhadap kemajuan ilmu pengetahuan di bidangnya masing-masing.

Ghufron menjelaskan, penghargaan ini juga mendorong agar dosen fokus kepada bidang keilmuannya sehingga menjadi panutan bagi rekan sejawatnya. Menurut dia, Academic Leader menjadi semacam pengingat bahwa dosen jangan sampai melupakan tugas pokoknya.

“Yakni karier akademik dan pemimpin di bidang keilmuannya kami bangun salah satunya melalui apresiasi ini. Khusus bagi para rektor, kami lihat mereka yang mampu membawa perubahan dan lompatan bagi kemajuan institusinya,” katanya.

Penghargaan Academic Leader 2019 diberikan kepada para akademisi, khususnya dosen yang telah berkontribusi dalam kemajuan pendidikan tinggi. Anugerah ini terbagi dalam dua kategori besar, yaitu kategori dosen berdasarkan bidang keilmuan yang diampu, serta kategori dosen dengan tugas tambahan sebagai pimpinan perguruan tinggi dan kepala lembaga layanan pendidikan tinggi (LL-Dikti).

Ghufron mengungkapkan, kemampuan leadership menjadi modal utama bagi rektor untuk memimpin perguruan tinggi. Terlebih saat ini Indonesia tengah fokus membangun sumber daya manusia untuk peningkatan daya saing bangsa.

Direktur Karier dan Kompetensi SDM Iptek dan Dikti Bunyamin Maftuh menambahkan, penilaian Academic Leader 2019 mempertimbangkan empat kemampuan seorang pemimpin. Yakni, pemimpin yang visioner (visionary), menginspirasi (inspiring), mendorong atau memotivasi (encouraging), serta unggul (excellent).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat