kievskiy.org

Kompetisi Inovasi Jawa Barat 2019, Dini Handayani jadi Juara karena Sistem Komunikasi untuk Tunanetra dan Tunarungu

PENCIPTAAN inovasi Indonesian Deaf and Blind Comunication (IDBC) System oleh guru Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cinta Asih Kabupaten Bandung, Dini Handayani. Ia pun berhasil meraih juara I Kompetisi Inovasi Jawa Barat 2019.*/DOK DISDIK JABAR
PENCIPTAAN inovasi Indonesian Deaf and Blind Comunication (IDBC) System oleh guru Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cinta Asih Kabupaten Bandung, Dini Handayani. Ia pun berhasil meraih juara I Kompetisi Inovasi Jawa Barat 2019.*/DOK DISDIK JABAR

BANDUNG, (PR).- Guru Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Cinta Asih Kabupaten Bandung, Dini Handayani, berhasil meraih juara I Kompetisi Inovasi Jawa Barat 2019. Dini berhasil menyabet juara I karena karyanya berupa Indonesian Deaf and Blind Comunication (IDBC) System.

Penyerahan hadiah diberikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dalam acara "Youth Inovation Summit". Acara itu digelar di Gedung Youth Center, Jalan Pacuan Kuda, Senin, 28 Oktober 2019.

IDBC System yang dikreasikannya merupakan pengembangan sistem komunikasi  bagi siswa tunanetra dan tunarungu. Dengan sistem itu, mereka dapat saling berinteraksi.

Menurut Dini, IDBC System merupakan sistem komunikasi untuk siswa tunanetra dan tunarungu melalui metode taklif atau sentuhan dengan memanfaatkan buku jari di telapak tangan. Bagi keduanya, metode sentuhan masih bisa ditangkap dengan baik. 

"Jadi sifatnya seperti bahasa isyarat. Setiap sentuhan memiliki satu kata. Saat ini, sudah ada 36 kata atau ucapan sehari-hari yang sudah dibuat," ucapnya.

Bermula dari harapan supaya siswa bisa berkomunikasi tanpa perantara

Dini pun menuturkan kisah di balik penciptaan IDBC. Ia memiliki mimpi untuk melihat siswa tunanetra dan tunarungu di sekolahnya berinteraksi tanpa membutuhkan orang lain sebagai perantara.

Awalnya, tepatnya pada 2016, ia menggunakan sandi morse sebagai media komunikasi. Namun, pada prosesnya, penggunaan sandi morse tidak terlalu efektif karena sulit dihafalkan.

Menjawab permasalahan tersebut, ia pun mencoba mencari ide lain. Ide pun muncul saat ia dan beberapa siswa SLB mengikuti camp komunikasi di Lembang pada awal 2019.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat