kievskiy.org

Peneliti ITB: Masih Banyak Kasus Corona yang Belum Terdeteksi

ILUSTRASI virus corona.*
ILUSTRASI virus corona.* /PIXABAY

PIKIRAN RAKYAT – Peneliti matematika epidemiologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Nuning Nuraini kembali merilis hasil penelitiannya tentang virus corona.

Pada penelitian kali ini, Nuning mencoba memperkirakan jumlah kasus virus corona yang tidak terdeteksi di Indonesia.

Pada penelitian kali ini, Nining berkolaborasi dengan SimcovID Team yang di dalamnya terdiri dari belasan peneliti dari ITB, Unpad, UGM, ITS, UB, Undana.

Termasuk peneliti perguruan tinggi luar negeri asal Indonesia yaitu Essex & Khalifa University, University of Southern Denmark, dan Oxford University.

Baca Juga: Larang ASN hingga Geser Cuti Bersama, Kebijakan Halau Mudik Lebaran

Dalam kajian ilmiah yang mereka rancang, Nuning dan Tim SimcovID berusaha untuk menjawab setidaknya tiga rumusan masalah.

Pertama, lewat model SEIRQD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death), para peneliti ingin mengestimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 jumlah penduduk dan memperkirakan jumlah kasus yang tidak terdeteksi di provinsi-provinsi di Indonesia.

Kedua, menggunakan metode Extended Kalman Filter, Tim SimcoviID berusaha untuk memberikan nilai Ro (faktor penggandaan) yang tepat bagi kejadian di Indonesia.

Baca Juga: Kenal Dekat dengan Glenn Fredly Sejak SD, Reza Artamevia Terpukul sang Musisi Telah Tiada

Lalu, terakhir, Nuning dan rekan-rekan juga menyiapkan proyeksi waktu puncak dan jumlah kasus kematian dari beberapa skenario kebijakan pemerintah yang mungkin akan dilaksanakan dalam menghadapi situasi pandemi ini.

32.000 kasus tidak terdeteksi

Untuk menjawab pertanyaan pertama, Nuning beserta tim menentukan parameter yang tepat melalui data yang ada. Data yang dipakai yakni data kematian akibat virus corona karena diasumsikan lebih dapat dipercaya dibandingkan data kasus terlapor.

Setelah data-data tersebut diolah, Nuning dan tim menyimpulkan, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan pertama sebagai provinsi dengan estimasi kepadatan kasus COVID-19 per 100.000 orang tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Mobil ini Raih Gelar Desain Terbaik di Dunia, Kalahkan Porsche Taycan

"Estimasi kasus yang tidak terdeteksi sebesar 32.000 (dalam selang kepercayaan 86%) kasus," kata Nining melalui siaran pers yang diterima "PR", Jumat 10 April 2020.

Sementara, posisi kedua yakni Jawa Barat dengan 8.090 kasus tak terdeteksi dengan selang kepercayaan yang sama.

Di sisi lain, di luar Jawa, kasus yang tidak terdeteksi tergolong tinggi.

Provinsi Bengkulu menjadi provinsi yang paling kecil kemampuan deteksinya yakni 0.26% dari perkiraan total kasus sebanyak 385 kasus.

Baca Juga: Bisa Gak Sih Ignis Lawas Tampilannya Jadi Seperti Model Baru?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat