kievskiy.org

Industri dan Lembaga Pendidikan Jalin Kerjasama, Wikan : Program ini Sebagai ‘Pernikahan Massal’

ILUSTRASI industri kreatif.*/ANTARA
ILUSTRASI industri kreatif.*/ANTARA

PIKIRAN RAKYAT - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menargetkan 100 prodi vokasi bisa bekerjasama dengan industri pada tahun ini. Keseratus prodi vokasi itu baik yang terdapat di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS).

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, program link and match antara lembaga pendidikan dengan industri tersebut sebagai "pernikahan massal". Menurutnya, kerjasama antara lembaga pendidikan dan industri sebelumnya memang telah cukup banyak. Bahkan bisa dikatakan lebih dari 100.

"Tapi, kali ini kami ingin benar-benar dalam," katanya dalam konferensi pers melalui video, Rabu 27 Mei 2020.

Baca Juga: Soal New Normal Corona, dr. Tirta: Kenormalan Baru Itu Sudah Kita Alami Sejak 3 Bulan Terakhir

Paket kerjasama telah disiapkan pula oleh Kemendikbud. Ada 8 paket yang disiapkan. Kedelapan paket itu mencakup penyusunan kurikulum bersama, dosen tamu dari industri yang rutin mengajar di kampus, program magang yang dikelola bersama, komitmen industri untuk menyerap lulusan,  beasiswa dan ikatan dinas bagi mahasiswa, transfer teknologi dan proses kerja kepada dosen, sertifikasi kompetensi yang dikeluarkan bersama serta terakhir, penelitian bersama.

Keenam paket pertama merupakan paket kerjasama minimum. Dalam artian, dari 8 poin paket, 6 poin pertama harus ada dalam kerjasama.  "Paket nomor 7 sangat diharapkan terwujud, serta nomor 8 dan seterusnya, sangat baik bila terwujud," ujarnya.

Baca Juga: New Normal, Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Berpotensi Bangkit Lebih Cepat

Wikan optimistis program "Pernikahan Massal"  akan menguntungkan banyak pihak. Menurutnya, pihak industri dan dunia kerja akan diuntungkan dengan skema pernikahan ini. Ia menilai, lulusan pendidikan vokasi bisa semakin dihargai oleh industri dan dunia kerja, bukan semata-mata karena ijazahnya melainkan karena kompetensi dan skills-nya yang semakin sesuai dengan tuntutan dunia kerja.

“Link and match ini bukan sekadar Memorandum of Understanding (MoU) dan foto-foto di media melainkan harus menjadi pernikahan yang sangat erat dan mendalam, sehingga semua pihak akan saling mendapatkan manfaat yang signifikan dan berkelanjutan,” ujar Wikan.

Baca Juga: Bentuk Kepedulian pada Masyarakat Tedampak COVID-19 di Bulan Ramadhan, Daya Group Bagikan Sembako

Wikan mengatakan, materi pelatihan di industri saat ini sudah bisa sejak awal dimasukkan ke dalam kurikulum dan diajarkan oleh dosen bersama praktisi dari industri. Ia mengajak pihak industri dan dunia kerja agar terus membuka diri dan membuka hati, serta bersedia ikut terjun mendidik anak-anak bangsa, generasi Indonesia di masa depan.

“Keberhasilan program ini harus didukung dan perlu partisipasi aktif banyak pihak baik pemerintah pusat maupun daerah, serta seluruh stakeholder. Perlu kerja sama semua pihak agar perjodohan ini berhasil baik pusat, daerah maupun stakeholder," ujarnya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Andi Rahmat: Bukan Akhir bagi Indonesia, Tapi Awal Menata Kekuatan Ekonomi Baru

Penguatan Dosen

Plt.Direktur Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi Ditjen Diksi, Agus Indarjo menuturkan, selain program kerja sama, program penguatan prodi vokasi ini juga mendorong agar populasi dosen tamu yang berstatus dosen tetap dari industri dan dunia kerja, di perguruan tinggi vokasi dapat meningkat. Dosen tamu yang berstatus dosen tetap ini akan melakukan kegiatan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat) seperti dosen-dosen tetap lainnya.

"Tanpa kehadiran para dosen profesional dari kalangan praktisi tersebut, pendidikan vokasi tidak akan optimal," kata Agus.

Selain itu, katnya, kampus tetap didorong untuk mengundang para dosen tamu berstatus tidak tetap untuk memperkaya dan meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Baca Juga: Pembukaan Kembali Sekolah di Tengah Pandemi COVID-19 Harus Jamin Kesehatan Siswa dan Guru

Agus mengatakan, para dosen tetap di kampus harus didorong untuk memiliki sertifikasi kompetensi yang diakui oleh dunia industri dan dunia kerja. Selain itu, dalam kurun waktu tertentu, misal beberapa tahun sekali, para dosen vokasi juga didorong untuk magang di industri selama beberapa bulan.

"Hal ini untuk me-refresh dan meningkatkan kompetensi mereka, dengan terjun langsung di industri, meninggalkan kampus untuk sementara waktu," ujarnya. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat