kievskiy.org

Guru Mampu Beradaptasi dengan Teknologi Digital tetapi Banyak yang Terkendala Sinyal

Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau pelaksaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer di Sanggau, Kalimantan Barat, 25 Oktober 2022. *
Mendikbudristek Nadiem Makarim meninjau pelaksaan Asesmen Nasional Berbasis Komputer di Sanggau, Kalimantan Barat, 25 Oktober 2022. * /Dok. Kemendikbudristek. Dok. Kemendikbudristek

PIKIRAN RAKYAT - Pendidik di sekolah maupun perguruan tinggi pada dasarnya mau beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan aplikasi digital dalam pembelajaran. Namun akses terhadap jaringan internet yang lambat masih menjadi kendala sampai saat ini.

Hal tersebut terungkap dalam survey yang dilakukan oleh Segara Research Institute terhadap 1.009 satuan pendidikan dan 250 perguruan tinggi. Survey bertajuk "Efektivitas Teknologi Aplikasi Digital Kemendikbudristek dalam Ekosistem Dunia Pendidikan di Indonesia" itu melibatkan juga 1.521 kepala sekolah, 1.591 guru, 328 dosen dan 285 mitra di hampir seluruh wilayah Indonesia.

Responden ditanya mengenai pengalaman mereka memanfaatkan aplikasi digital dari Kemendikbudristek. Ada enam aplikasi yang dilihat, yakni Merdeka Mengajar, Siplah, Arkas, Rapor Pendidikan, Belajar.id, dan Kedaireka.

Koordinator Tim Kajian Segara Research Institute, Yoshia Mahulete mengatakan, survey dilakukan selama lebih dua minggu secara daring. Hasil survey tersebut disajikan dalam poin antara 1 sampai 10. Semakin besar nilai poin, artinya responden mengungkapkan kesan yang positif.

Yoshia menyebutkan, riset Segara menunjukkan bila guru maupun dosen dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan aplikasi digital. Poin rata-rata survey yang melihat tentang kemampuan adaptasi mereka rata-rata berada di kisaran 8.

Sementara kesulitan yang mereka ungkapkan selama mengakses aplikasi digital rata-rata berada di poin 4.

Namun demikian, saat ditanya mengenai koneksi internet di area sekolah dan tempat tinggal mendukung akses teknologi aplikasi dan platform digital dari Kemendikbudristek, hampir separuh dari responden guru atau sekitar 63 persen dari 1.591 orang mengatakan tidak.

Sementara responden dosen, sebanyak 54 persen dari 328 orang menyatakan jaringan internet atau sinyal masih menjadi kendala dalam mengakses berbagai platform digital terkait pembelajaran.

"Ini seperti di wilayah Indonesia timur atau kepulauan. Memang saat kami melakukan survey, para responden mengalami kesulitan untuk membalasnya secara online. Ini menjadi kendala dalam aksesibilitas," kata Yoshia dalam keterangan persnya, Jumat, 12 Mei 2023.

Pengalaman sama

Menurut Yoshia, hampir semua responden mengalami pengalaman yang sama dalam penggunaan teknologi aplikasi dan platform digital dari Kemendikbudristek, yakni mengalami bugs atau eror serta kegagalan dalam mengunduh dan mengunggah. "Ini juga memang terkait kualitas koneksi internet yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama saat ini," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat