kievskiy.org

Antik Bintari, SIP, MT : Pemantik Kepedulian Antik

Antik Bintari, SIP, MT
Antik Bintari, SIP, MT ISTIMEWA

KEKERASAN seksual di lingkungan pendidikan tinggi masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia yang harus ditangani bersama. Pada tahun 2022 saja, Komnas Perempuan memaparkan data bahwa kekerasan seksual di lingkungan pendidikan antara tahun 2015-2021 paling banyak terjadi di perguruan tinggi atau universitas. Pada tahun 2023, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) melaporkan kekerasan seksual semua jenjang pendidikan masih terus terjadi, dengan 27% terjadi di satuan perguruan tinggi.

 

Di Universitas Padjadjaran (Unpad), jalan yang diretas untuk menciptakan ruang aman dari kekerasan seksual akhirnya menghasilkan langkah konkret pada 29 Agustus 2022, dengan ditetapkannya Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Antik Bintari, SIP, MT (48), menjadi salah seorang sosok sentral di belakangnya.
Dalam kesehariannya, Antik merupakan dosen tetap pada Departemen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unpad dengan keahlian pada kajian gender, pembangunan politik, dan manajemen konflik. Sejak tahun 2009, ia aktif sebagai peneliti pada Pusat Riset Gender dan Anak Unpad.

Kandidat doktor pada Departemen Ilmu Politik Fisip Unpad ini punya pengalaman belasan tahun dalam meneliti dan mengkaji isu-isu gender, perempuan, dan anak, khususnya berkaitan dengan pencegahan kekerasan berbasis gender, perlindungan anak, dan pemberdayaan perempuan.

Antik juga merupakan salah seorang fasilitator nasional Program Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM) dan fasilitator nasional Program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), yang merupakan program gagasan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. Dia juga merupakan ketua Tim Penyusun Road Map Jawa Barat Tolak Kekerasan Tahun 2018-2023 dan sejak 2022 hingga 2024, ia diamanahi tugas sebagai ketua Tim Satgas PPKS Unpad.

Terakhir pada tahun 2019, penelitian yang dilakukan Antik bersama tim yang diketuai Binahayati Rusidi, PhD, berjudul ”Experience and Knowledge on Sexual Harassment: A Preliminary Study Among Indonesian University Students dan College Student Attitudes Toward Rape Myths”. Penelitian tersebut berisi tentang bagaimana mitos perkosaan dan kekerasan seksual terjadi di kalangan perguran tinggi di Jawa Barat.

Lebih dari satu dekade berkiprah dalam dunia perempuan, tentu ada pemantik yang terus mengobarkan semangat Antik. Apakah itu? ”Kepedulian terhadap realitas bahwa perempuan masih menjadi kelompok rentan yang seringkali mengalami berbagai ketimpangan gender, salah satunya adalah kekerasan, baik fisik, psikis, ekonomi, maupun kekerasan seksual,” jawab Antik dengan tegas, ketika berbincang dengan ”PR”, Kamis (25/5/2023).

Sebagai pendidik sekaligus tim konseling di FISIP Unpad, ia juga seringkali mendapatkan laporan dari civitas akademika bahwa dirinya atau temannya menjadi korban dan tidak tahu kemana harus melapor.

”Ada juga kekhawatiran jika kasus terekspos, mereka akan dipermalukan. Realitas ini menggugah kepedulian saya untuk berkomitmen penuh terhadap upaya pencegahan dan penanganan kekerasan seksual, khususnya di lingkungan kampus,” tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat