kievskiy.org

Apa Itu Boikot? Punya Dampak Besar dan Bisa Gulingkan Rezim

Ilustrasi boikot.
Ilustrasi boikot. //Pixabay/Sweetlouise /Pixabay/Sweetlouise

PIKIRAN RAKYAT – Memanasnya konflik Israel-Palestina sejak 7 Oktober 2023 lalu membuat mata dunia tertuju di Jalur Gaza. Per 30 Oktober 2023, sudah ada 8.000 korban jiwa dalam serangan brutal yang dilakukan Israel.

Karena Presiden Israel Benjamin Netanyahu enggan melakukan gencatan senjata ke Palestina, masyarakat di seluruh dunia hanya bisa mendesak negara berkuasa untuk menekan Israel. Selain itu, masyarakat yang mendukung Palestina tak ragu turun ke jalan untuk memperjuangkan nasib warga Palestina di Gaza.

Di Indonesia, selain mengirimkan bantuan kemanusiaan, masyarakat juga ramai melakukan boikot. Tindakan boikot ini dilakukan terhadap brand-brand atau merk dagang dari luar negeri, yang berafiliasi atau mendukung Israel seperti Starbuck hingga KFC.

Lalu apa itu boikot? Bisakah efek boikot yang dilakukan masyarakat menghentikan Israel melakukan serangan brutal ke Palestina?

Baca Juga: Internal Israel Mulai Terpecah Belah, Benjamin Netanyahu Didesak untuk Lakukan Pertukaran Tawanan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) online boikot diartikan sebagai tolak kerja sama. Secara lebih luas, boikot berarti tindakan untuk tidak menggunakan, membeli, atau berurusan dengan seseorang atau suatu organisasi sebagai wujud protes atau sebagai bentuk pemaksaan.

Secara etimologis, kata boikot berasal dari serapan kata dalam bahasa Inggris ‘boycott’. Kata tersebut mulai digunakan oleh masyarakat pada Perang Tanah di Irlandia pada 1880, dan berasal dari nama Charles Boycott, seorang agen lahan untuk tuan tanah Earl Erne.

Melansir laman DW, boikot bisa berlangsung hingga bertahun-tahun. Aksi boikot ini disebut memiliki kekuatan dan bisa berdampak pada bisnis dan perdagangan, bahkan bisa meruntuhkan rezim, contohnya rezim apartheid di Afrika Selatan.

Aksi boikot adalah untuk menolak bekerja sama dalam berbagai hal terutama untuk urusan dagang. Baikot memiliki tujuan yang sangat jelas. Tak hanya bisa dilakukan banyak orang, boikot juga bisa dilakukan secara individu sebagai sikap atau pernyataan politik individu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat