kievskiy.org

Bullying di Sekolah Merusak Mental, Anak Perlu Punya Komunitas yang Suportif

Ilustrasi perundungan.
Ilustrasi perundungan. /Pixabay/Moondance

PIKIRAN RAKYAT - Perundungan alias bullying di sekolah dapat berdampak kepada gangguan kesehatan mental. Dukungan komunitas dinilai penting untuk menopang gaya hidup sehat. Survei Indonesia National Adolescent mental Health Survey pada 2022 menunjukkan, 1 dari 3 remaja berusia 10-17 tahun di Indonesia memiliki gangguan kesehatan mental.

Kepala Pusat Penguatan Karakter (Puspeka), Kemendikbudristek, Rusprita Putri Utami, mengatakan, kondisi mental yang menurun bisa berdampak pada pembelajaran siswa. Terlebih dengan adanya fenomena perundungan yang membuat sekolah menjadi tidak aman dan nyaman, kondisi mental siswa bisa terpengaruh.

"Sangat penting bagi warga sekolah, khususnya peserta didik, memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk bisa mengelola emosi sehingga bisa menjaga kesehatan mental masing-masing," katanya dalam keterangan pers, Selasa, 21 November 2023.

Ia menambahkan, untuk menekan angka perundungan, pihaknya telah berkolaborasi dengan UNICEF Indonesia. Kolaborasi dilakukan untuk memperkuat komitmen pencegahan perundungan di satuan pendidikan.

Menurutnya, akan ada serangkaian kampanye selama November hingga Desember 2023 untuk pelibatan ekosistem pendidikan membentuk ligkungan belajar yang inklusif dan aman dari segala bentuk kekerasan.

Sementara itu, survei Asia Pacific Power of Community yang dilakukan oleh Herbalife pada Agustus 2023 terhadap 5.500 responden di 11 negara, termasuk Indonesia, menyebutkan bahwa mayoritas responden (72 persen) menganggap komunitas pendukung memegang peranan penting dalam upaya kesehatan dan kesejahteraan.

Responden tersebut memberikan beberapa alasan pentingnya komunitas. Sebanyak 85 persen responden beranggapan bahwa komunitas bisa meningkatkan motivasi dan komitmen mereka soal kesehatan dan kesejahteraan.

Kemudian sebanyak 84 persen beranggapan komunitas bisa memperluas pandangan tentang kesehatan dan kesejahteraan. Lalu, sebanyak 81 persen beranggapan bila komunitas bisa memberikan rasa memiliki dan koneksi sosial.

Senior Director and General Manager Herbalife Indonesia, Andam Dewi, mengatakan, secara keseluruhan, komunitas tatap muka dan online dianggap efektif dalam mendukung tujuan kesehatan dan kesejahteraan konsumen. Meskipun lebih banyak dari mereka lebih suka komunitas tatap muka.

"Hal ini sebagian besar disebabkan oleh manfaat bertemu teman-teman baru atau memperluas lingkaran sosial, kemampuan untuk memastikan pertanggungjawaban terkait kemajuan mereka, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan tatap muka," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat