kievskiy.org

Memahami Pola Konsumsi Kita: Orasi Ilmiah Guru Besar Manajemen Pemasaran IWU Dewi Indriani Jusuf

Warga membeli beras murah Rp52.000 per 5 kg pada gerakan pangan murah yang digelar Pemda Majalengka.
Warga membeli beras murah Rp52.000 per 5 kg pada gerakan pangan murah yang digelar Pemda Majalengka. /Pikiran Rakyat/Tati Purnawati

PIKIRAN RAKYAT – Pada era modern saat ini, studi perilaku konsumen telah menjadi subjek yang semakin penting dan menarik dieksplorasi, terutama ketika mempertimbangkan faktor gender.

Melalui orasi ilmiahnya, Prof. Dr. Hj. Dewi Indriani Jusuf, SE., M.SI, CDMP dari IWU (International Women University) memaparkan tantangan dan dinamika yang melibatkan perilaku konsumen dari perspektif gender pada era modern.

Orasi ilmiah itu dia sampaikan pada acara pengukuhan Dewi Indriani Jusuf sebagai guru besar IWU, Rabu, 6 Maret 2024 di Bandung.

Menurut dia, Perilaku konsumen adalah bidang yang luas dan kompleks, mencakup segala hal mulai dari motivasi pembelian hingga pola konsumsi. Dalam masyarakat yang terus berubah dan berkembang, perilaku konsumen semakin dipengaruhi berbagai faktor, termasuk nilai-nilai budaya, perkembangan teknologi, dan identitas gender.

Perilaku konsumen kian kompleks

Fokus pada perspektif gender adalah langkah penting memahami dan menggali lebih dalam tentang cara konsumen membuat putusan pembelian dan bagaimana preferensi mereka terbentuk. Saat ini, terjadi pergeseran budaya yang signifikan dalam pemahaman dan pengakuan terhadap keragaman gender.

Pemikiran-pemikiran yang sebelumnya dianggap sebagai norma, kini dipertanyakan dan dipertimbangkan kembali. Sebagai contoh, stereotipe gender yang mengaitkan wanita dengan peran rumah tangga dan pria dengan peran karier semakin diperdebatkan. Hal ini mengarah pada perkembangan konsep identitas gender yang lebih inklusif, mengakui keragaman identitas dan ekspresi gender di dalam masyarakat.

Dalam konteks perilaku konsumen, pandangan gender yang lebih inklusif ini berdampak signifikan. Perilaku konsumen tidak lagi dipandang homogen dari perspektif gender tertentu, tetapi harus dipahami sebagai spektrum yang luas dan kompleks.

Identifikasi diri seseorang dengan jenis kelamin atau gender tertentu dapat mempengaruhi preferensi, keputusan, dan pola konsumsinya. Namun, di tengah perubahan itu, masih terdapat tantangan dan hambatan yang perlu diatasi.

Stereotipe dan prasangka gender masih ada

Meski kesadaran akan keragaman gender semakin meningkat, masih ada stereotipe dan prasangka gender yang tertanam dalam masyarakat. Hal ini dapat mempengaruhi persepsi konsumen dan memberikan pembatasan dalam pemahaman terhadap kebutuhan dan preferensi konsumen yang sesungguhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat