kievskiy.org

Belum Semua Guru Punya Pengetahuan Inklusi, Pascasarjana PAUD Universitas Pancasakti Gelar Workshop

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar Program Pascasarjana Universitas Pancasakti Bekasi bagi guru TK Islam unggulan di Cikarang Timur Kabupaten Bekasi
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang digelar Program Pascasarjana Universitas Pancasakti Bekasi bagi guru TK Islam unggulan di Cikarang Timur Kabupaten Bekasi dok. Pascasarjana PAUD Universitas Pancasakti

PIKIRAN RAKYAT- Anak berkebutuhan khusus berhak mendapatkan semua pelayanan terutama layanan pendidikan. Oleh karenanya penting bagi seorang guru memiliki kompetensi untuk melayani kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah. Sayangnya, belum semua guru memiliki pengetahuan dan kemampuan cukup mengenai pendidikan inklusi.

Hal itulah yang melatarbelakangi pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Pasacsarjana PAUD Universitas Pancasakti Bekasi yang digelar bagi para guru TK Islam unggulan di Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi beberapa waktu lalu.

“Peningkatan kompetensi guru untuk menjadi guru profesional dilaksanakan melalui kegiatan Workshop Deteksi Dini Anak berkebutuhan khusus bagi orang tua dan guru. Kegiatan ini membahas tentang pendidikan inklusi, deteksi dini anak berkebutuhan khusus serta identifikasi terhadap Anak Berkebutuhan Khusus,” kata dosen Pasacsarjana PAUD Universitas Pancasakti Bekasi Dr. Ajat, SH., MP.d didampingi Dr. Septiyani Endang Yunitasari,S.KM., M.Pd, dalam keterangannya Jumat 10 Mei2024.

Kegiatan ini dihadiri oleh Korwil Kecamatan Cikarang Timur, Ketua PGRI Kecamatan Cikarang timur, Kepala Sekolah dan guru TK se-Cikarang Timur selain juga diikuti oleh mahasiswa Pascasarjana PAUD Universitas Pancasakti yakni Yuniliyanti,S.Pd., Gr, Triandy Ermawanti, S.Pd, Rusmiyati, S.Pd, Tuti Handayani, S.Pd AUD, Mimin Hervina, S.Pd AUD, Herlianti Anggraini, S.Pd.

Dalam kegiatan tersebut terungkap fakta di lapangan, yakni 40,02 % peserta kurang memiliki pengetahuan mengenai pendidikan inklusi dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus. Sementara 29,99% peserta cukup memiliki pengetahuan mengenai pendidikan inklusi dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus. Sedangkan 29,99% peserta lainnya telah memiliki pengetahuan yang baik mengenai pendidikan inklusi dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus.

“Hasil wawancara juga menunjukkan bahwa guru-guru banyak yang mengalami kesulitan untuk memahami dan menangani anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolahnya sehingga anak berkebutuhan khusus yang ada di sekolah tersebut belum mendapatkan pendidikan dan pelayanan khusus. Selain itu, para guru TK Islam unggulan Kecamatan Cikarang Timur Kabupaten Bekasi belum pernah mendapatkan pelatihan khusus mengenai anak berkebutuhan khusus Dari fakta lapangan ini menjadi latar belakang diadakannya pengabdian masyarakat dengan menyelenggarakan workshop Deteksi Dini Anak Berkebutuhan Khusus bagi orang tua dan guru,” tuturnya.

Dari hasil evaluasi akhir terhadap kemampuan guru membawa perubahan pengetahuan mengenai pendidikan inklusi dan deteksi dini anak berkebutuhan khusus dimana terdapat 40,02% peserta yang memiliki pengetahuan kurang sebelum pelaksanaan kegiatan menjadi berkurang dengan persentase 20,49% peserta dari hasil postest. Untuk peserta yang memiliki pengetahuan baik tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusi yang awalnya 29,99% peserta, pada hasil post test menunjukkan bahwa 60,51% peserta telah memahami dan memiliki pengetahuan mengenai pendidikan inklusi dan diteksi dini anak berkebutuhan khusus.

"Kegiatan ini sebagai salah satu wujud Tridharma perguruan tinggi dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam memberikan pelayanan kepada anak berkebutuhan khusus di sekolah inklusi,” ujarnya menambahkan.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat