kievskiy.org

Persib Bandung dan Tim Satelit Harus Berkembang Sesuai Kultur Sepak Bola Indonesia

PEMAIN Persib Bandung B saat menjalani latihan di Stadion Arcamanik, Kota Bandung, Senin, 10 Juni 2019. Tim yang dihuni pemain muda dan senior itu rencananya akan berlaga di Liga 2.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR
PEMAIN Persib Bandung B saat menjalani latihan di Stadion Arcamanik, Kota Bandung, Senin, 10 Juni 2019. Tim yang dihuni pemain muda dan senior itu rencananya akan berlaga di Liga 2.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR

BANDUNG, (PR),- Persib Bandung kembali membuat kejutan dengan melakukan akuisisi saham milik klub Blitar United yang berlaga di kompetisi kasta kedua Indonesia yaitu Liga 2. Persib berencana untuk merubah nama Blitar United menjadi Persib Bandung B serta berpindah kandang ke Kota Kembang Bandung.

Hal ini berarti, Persib memiliki tim satelit yang akan berlaga di kompetisi selain klub utama yang berlaga di kompetisi teratas Liga 1. Bahkan selain Blitar United, klub kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut mempunyai tim satelit lain yang menjalani kompetisi di Liga 3 yaitu Maung Anom.

Istilah tim satelit memang masih menjadi hal yang tabu di kompetisi sepak bola Indonesia, bahkan Persib menjadi tim pertama di Indonesia tentang hal tersebut. Tim satelit sendiri bukan hal yang langka di sepak bola luar negeri, tim sekelas Real Madrid, Barcelona hingga Ajax Amsterdam memiliki tim satelit selain tim utama. Dengan demikian Persib Bandung mensejajarkan diri dengan tim-tim kelas dunia dengan memiliki tim satelit di kompetisi sepak bola.

Namun meski nantinya Blitar United resmi berubah nama menjadi Persib Bandung B, Pelatih Maung Bandung Robert Rene Alberts mengatakan bahwa Persib tidak perlu mengikuti klub-klub kelas dunia yang memiliki tim satelit. Hal ini lantaran kultur sepak bola Indonesia dengan kompetisi di negara-negara lain memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Kendati demikian, Robert Alberts menilai terobosan yang dilakukan Persib Bandung dalam memiliki tim satelit bisa menjadi terobosan dan akan menjadi keuntungan. Salah satu keuntungan yang dia maksud adalah tim satelit bisa menjadi batu loncatan bagi para pemain muda sebelum benar-benar siap menghadapi kompetisi dengan tim yang utama.

“Saya tidak berpikir Persib mengikuti suatu klub, ini adalah sebuah sistem, klub kerja sama dengan klub lain untuk bisa mengambil talenta muda terbaiknya yang belum siap di liga, tidak hanya di Inggris, Ajax juga bekerja sama dengan tim lain, ketika pemain sudah berkembang dengan baik, dia akan kembali ke timnya,” tuturnya usai memimpin latihan di Lapangan Inspire Arena, Kabupaten Bandung Barat, Senin 10 Juni 2019.

Mantan pelatih PSM Makassar dan Arema FC itu juga mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh manajemen Persib Bandung dalam hal tersebut. Namun dia mengharapkan agar Persib dan tim satelit nantinya bisa berkembang sesuai kultur sepak bola Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri.

“Persib sudah membangun hal itu, dalam situasi ini kita tidak bisa menduplikat dengan negara lain karena kondissi di Indonesia ini unik, jadi kita berkembang sesuai sistem kita, tapi kita juga terus melihat bagaiamna klub lain di negara lain, karena banyak klub di Inggris, atau negara lain yang melakukan hal serupa, jadi bukan mengkopi karena sistem disini berbeda,” katanya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat