PIKIRAN RAKYAT - Pertandingan sepak bola bertajuk el classico Indonesia antara Persib dan Persija, Rabu 11 Januari 2023, pada akhirnya dimenangkan oleh tuan rumah, Persib. Kemenangan itu menjadi kabar yang sangat membahagiakan bagi Persib dan para suporternya.
Bagi sebagian besar pendukung Persib, pertandingan melawan Persija bukan hanya ajang sepak bola. Lebih dari itu, pertandingan melawan Persija dipercaya sebagai ajang pertaruhan gengsi antarkelompok suporter, dan pertaruhan harga diri kedua klub sepak bola yang memiliki sejarah panjang di Indonesia.
Pada musim ini, pertandingan menjadi semakin sengit, mengingat kendali strategi kedua klub dipegang sesama pelatih kaliber Eropa yang kiprahnya di level dunia tidak bisa dianggap sebelah mata. Thomas Doll di kubu Persija dan Luis Milla di Persib.
Perlu diingat, pada awal musim ini, Persib masih ditangani pelatih asal Belanda, Rene Robert Albert. Namun, hasil minor yang terus diterima Persib pada awal musim berakibat pada munculnya desakan dari suporter yang meminta Robert mundur. Kemudian, Luis Milla pun ditunjuk untuk menyelamatkan performa Persib yang sedang terpuruk.
Baca Juga: Aliansi Cugenang Menggugat Demo di Kantor Bupati Cianjur, Tuntut Kejelasan Bantuan Jokowi
Bagi seorang pelatih sepak bola, datang di pertengahan musim tentu bukan hal mudah. Ia harus memiliki kemampuan adaptasi yang cepat serta mampu menerapkan strategi tepat dengan materi pemain yang ada.
Pada kondisi ini, Milla menunjukkan kelasnya sebagai pelatih kelas dunia. Tidak hanya jeli membaca potensi setiap pemain, dia juga mampu mengoptimalkan pemain peninggalan dan hasil rekrutan Coach Robert. Bahkan, sejak Milla mengambil alih kendali pinggir lapangan, Persib belum terkalahkan.
Bricolage
Saya melihat sisi menarik atas apa yang dilakukan Milla bersama Persib. Keberhasilan Milla mengangkat performa Persib merupakan perwujudan dari tindakan bricolage yang dalam satu dekade ini cukup populer dalam riset dan kajian teori kewirausahaan.
Kejelian Milla dalam melihat potensi pemain menjadikannya layak disebut sebagai seorang bricoleur. Adapun kemampuan Milla dalam mengombinasikan materi pemain yang ada untuk meraih kemenangan demi kemenangan, dalam perspektif itu disebut sebagai bricolage.