kievskiy.org

Konflik Persib Bandung dengan 36 Persatuan Sepakbola Memanas, Pengamat Buka Suara

Persib.*
Persib.* /DOK. PR

PIKIRAN RAKYAT - Retaknya hubungan 36 Persatuan Sepak bola (PS) dengan manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) mencuat ke publik. 36 PS disebut sudah tidak lagi mendapat haknya mendistribusikan pemain untuk Persib Bandung dan apresiasi dari manajemen.

36 PS diketahui menjadi pemasok pemain-pemain untuk tim senior Persib. Hanya saja perubahan ke PT membuat Persib Bandung memenuhi kebutuhan pemain dengan cara berbeda.‎ Kini PT PBB banyak membeli pemain dari klub berbeda secara profesional.

Pengamat sepak bola sekaligus pemerhati Persib Bandung, Eko Noer Kristiyanto menilai, perubahan manajeman Persib Bandung ke badan perseroan hingga berdampak pola memenuhi kebutuhan pemain menjadi profesional merupakan hal wajar.

 Baca Juga: Format Drive-in, Kahitna, Afgan, dan Armand Maulana Hadir dalam Konser yang Dinikmati dari Mobil

"Intinya ini kan sepak bola modern, akan berkaitan dengan yang namanya subjek hukum. Sehingga hal hal yang secara yuridis, legal itu harus jelas. Jadi sudah bener memang klub sepak bola profesional itu berbadan PT kaya sekarang," ujar pria yang akrab disapa Eko Maung tersebut di kediamannya pada Rabu 12 Agustus 2020.

Eko pun menegaskan Persib Bandung tetap tidak boleh melepaskan sisi historis dan emosional kontribusi pihak lain. Bahkan, dua hal itu dinilai bisa menguntungkan manajemen. "Caranya adalah jika dikelola dengan legalitas yang adil dan batasan yang jelas antara Persib Bandung dengan 36 PS," ucapnya.

Jadi lanjut Eko‎ semodern apapun klub sepak bola, dua hal ini harus melekat. "Bahkan dua hal ini bisa menjadi hal menjual kalau orang PT nya pinter, bisa menguntungkan kedua pihak," ucapnya.

 Baca Juga: Blokir Iklan-iklan yang Ramai di Instagramnya, Inul Daratista: Aku Tersinggung

Apalagi lanjut Eko, dengan pendekatan sejarah tersebut bisa dijadikan nilai historis. "Jadi kan bisa bikin museum kan nggak semua klub profesional punya sejarah. Nah masalahnya ini ikatan emosional, sejauh apapun bisa mempengaruhi klub profesional. Jadi kalau misalkan Persibnya kalah jelek boleh pada marah, protes, tapi kalau sampai mengendalikan arah kebijakan klub ya nggak bisa, karena yang nentuin kan direksi, komisaris sesuai aturan," ucapnya.

Konflik antara manajemen Persib dengan 36 PS disebut mencuat ketika mulai tidak adanya perhatian kepada 36 PS dalam hal kebutuhan pembinaan pemain-pemain. Eko menilai, fakta di lapangan menunjukan ada dugaan beberapa kelompok yang mengambil keuntungan di situasi tersebut.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat