kievskiy.org

Xiaomi: AS Resmi Mencabut Larangan Sekuritas dan Tuduhan Perusahaan Militer Komunis China

Logo Xiaomi.
Logo Xiaomi. /Dok.Xiaomi


PIKIRAN RAKYAT - Raksasa teknologi Xiaomi mengatakan pengadilan Amerika Serikat telah menghapus penunjukan perusahaan sebagai Perusahaan Militer China Komunis (CCMC) dan mencabut semua pembatasan pada orang AS yang membeli atau memiliki sahamnya.

"Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Columbia mengeluarkan perintah akhir untuk mengeluarkan Xiaomi dari penunjukan oleh Departemen Pertahanan AS sebagai "Perusahaan Militer Komunis China"," tulis Xiaomi dalam blognya pada Rabu, 26 Mei 2021.

"Perusahaan menegaskan kembali bahwa ini (Xiaomi) adalah perusahaan yang terbuka, transparan, diperdagangkan secara publik, dioperasikan dan dikelola secara independen," kata ketua Xiaomi, Lei Jun dalam pernyataannya.

Xiaomi berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari pengguna global, mitra, karyawan, dan pemegang sahamnya.

Baca Juga: Merambah Dunia Otomotif, Xiaomi Mulai Membuat Kendaraan Listrik (EV)

Perusahaan akan terus menyediakan produk dan layanan elektronik konsumen yang andal kepada pengguna, dan tanpa henti membuat produk luar biasa dengan harga sebenarnya agar semua orang di dunia menikmati kehidupan yang lebih baik melalui teknologi inovatif.

Diberitakan Pikiran-rakyat.com sebelumnya, pada Januari 2021 lalu, pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump memasukkan Xiaomi ke dalam daftar hitam karena dugaan hubungan militer China.

Saat itu, Departemen Pertahanan AS menuduh Xiaomi sebagai perusahaan militer Komunis China dan masuk daftar hitam dari menerima investasi dari warga atau organisasi Amerika Serikat.

Namun, sejak Donald Trump menanggalkan jabatannya, Pengadilan Federal AS memutuskan untuk memblokir sementera kebijakan Departemen Pertahanan AS untuk membatasi investasi AS di pembuat smartphone asal China, Xiaomi.

Hakim Distrik AS, Rudolph Contreras pada Jumat, 12 Maret 2021 mengatakan pengadilan 'menyimpulkan bahwa terdakwa belum membuat kasus yang memaksa kepentingan keamanan nasional yang dipertaruhkan'.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat