kievskiy.org

Keuntungan Pakai Panel Surya atau Solar Cell, Listrik Gratis Selamanya Setelah 5 Tahun Pertama

Ilustrasi panel surya.
Ilustrasi panel surya. /Pixabay/Colin McKay

PIKIRAN RAKYAT - Pengguna PLTS (pembangkit listrik tenaga surya atap) atau panel surya yang terus meningkat membuat harga pembangkitnya semakin murah.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia Anthony Utomo.

"Satu hari cicilan itu nomboknya Rp13.000, bisa dapat aset yang menghasilkan (listrik) terus sampai 30 tahun mendatang. Orang bilang satu pak rokok Rp20.000, lebih mahal dari bayar cicilan solar sel," kata Anthony.

Dia menjelaskan, solar cell atau panel surya bukan penemuan baru dan sudah populer, khususnya di luar negeri.

Baca Juga: Spesifikasi Lengkap dan Harga Mobil Listrik Nissan Leaf di Indonesia

Teknologi yang semakin efisien membuat harga jual solar cell atau panel surya kian ekonomis. Sehingga, harganya telah turun signifikan hingga puluhan persen dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut dia, dana yang dibutuhkan untuk menghasilkan 2,0 kilowatt peak (kWp) hanya Rp25 juta. Pelanggan PLTS atap dapat menikmati pengembalian modal setelah pemakaian selama 5-6 tahun.

"Solar cell atau panel surya tentunya menjadi aset karena kita bayar sekali saja kalau memang kontan. Kalau dicicil sekarang banyak koperasi yang mulai menyediakan cicilan itu sampai 5 tahun," ujar Anthony.

Selain harga pemasangan yang semakin murah, kata dia, PLTS atap juga punya keunggulan lain mulai dari menurunkan radiasi panas matahari ke dalam rumah hingga menekan tagihan biaya listrik PLN.

Baca Juga: Fadli Zon Sindir Jokowi yang Ingin Indonesia Bikin Mobil Listrik: Mobil Esemka Kayaknya Belum Beredar

"Solar cell atau panel surya menjadi penahan panas, itu bisa berkurang 3-4 derajat celsius. Jadi, mengurangi pemakaian AC secara mekanis," ujar Anthony.

Dia saat ini terus mendorong akselerasi net metering dari 65 persen menjadi 100 persen agar pengguna dapat merasakan manfaat penurunan harga tagihan listrik dari PLN.

Net metering merupakan sistem layanan ketika kelebihan listrik yang dihasilkan PLTS atap dapat dikirimkan ke jaringan distribusi PLN serta dapat digunakan kembali untuk konsumsi rumah tangga tersebut.

"Mekanisme PLN itu tidak memberikan kita uang, tetapi memberikan kita semacam potongan harga yang tadinya itu per tiga bulan oleh Kementerian ESDM didorong menjadi enam bulan," kata Anthony seperti diberitakan Antara.

Hingga Maret 2021, total jumlah pelanggan PLTS atap PLN tercatat 3.472 pelanggan dengan total kapasitas daya listrik yang dihasilkan mencapai 26,51 megawatt peak (MWp).

Jawa Barat menjadi wilayah dengan pemanfaatan PLTS atap terbesar di Indonesia yang bisa menghasilkan listrik 6,17 MWp, diikuti Jakarta Raya sebesar 5,87 MWp, Jawa Tengah dan Yogyakarta sebesar 5,31 MWp.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat