kievskiy.org

Hati-hati, Jejak Digital Jadi Bahan Pertimbangan Rekrutmen Karyawan

Ilustrasi media sosial.
Ilustrasi media sosial. /Pexels/Tracy Le Blanc

PIKIRAN RAKYAT -Jejak digital aktif bisa dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perekrutan calon pegawai atau karyawan sebuah perusahaan, lembaga pemerintahan, calon penerima beasiswa, promosi jabatan dan sebagainya.

Bahkan jejak digital menciptakan dan menggambarkan kepribadian kita di mata orang lain, melalui apa yang kita posting dan komentari pada media sosial.

Saat ini, sebagian besar orang mengganggap apa yang terjadi pada seseorang di media sosial merupakan jati diri mereka sebenarnya.

Hal itu dikatakan Dr. Harry Nenobais, Akademisi Universitas Moestopo dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema waspada Jejak Digital dan Karier Masa Depanmu, dalam keterangannya, Selasa 31 Mei 2022.

Baca Juga: Sandiaga Uno Sebut 20 Juta UMKM Sudah Melek Digital

Hadir sebagai Pembicara Anggota Komisi I DPR RI Dede Indra Permana, Dirjen Aptika Kemkominfo Semual Abrijadi Pangerapan dan Praktisi Komunikasi dan Akademisi Institut Stiami Wulan Furie.

Dia menjelaskan, berdasarkan data tahun 2021, sebanyak 70% perusahaan melakukan penelitian online saat merekrut pegawai dan 66% melihat jejak digital di Facebook. Kemudian, 70% manajer menolak kandidat berdasarkan informasi yang didapatkan dari online.

"Sebanyak 85% manajer dipengaruhi jejak digita positif saat mengambil keputusan. Di dunia Pendidikan, sekitar 38% jejak digital negatif tutup peluang masuk perguruan tinggi pilihan, dan 33% perguruan tinggi meneliti jejak digital calon mahasiswa," katanya.

Dia menjelaskan saat ini, pengguna internet di Indonesia saat ini sekitar 202 juta orang yang berarti 73,7% dari jumlah penduduk Indonesia yang 270-an juta dengan jumlah generasi Z (1997-2012) atau generasi digital mencapai 27,94% dari total penduduk Indonesia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat