PIKIRAN RAKYAT - Lonjakan radiasi misterius di Eropa utara telah terdeteksi oleh otoritas di beberapa negara, namun belum ada negara yang mengklaim bertanggung jawab atas terjadinya anomali ini.
Meningkatnya radiasi halus pada tingkat aman tidak membahayakan kesehatan manusia, tetapi stasiun pemantauan radiasi melihat adanya peningkatan. Beberapa otoritas Eropa mengumumkan pembacaan baru partikel radionuklida buatan manusia di atmosfer.
"Tingkat yang sangat rendah dari zat radioaktif cesium-134, cesium-137, cobalt-60 dan ruthenium-103 diukur," tulis Otoritas Keselamatan Radiasi Swedia dalam cuitan Twitter.
Baca Juga: Main Layangan Bahayakan Pengendara Motor, Leher Terjerat Benang Hingga Luka di Flyover Cimindi
"Tingkat yang diukur sangat rendah sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi orang atau lingkungan," tambahnya.
Mycket låga nivåer av de radioaktiva ämnena cesium-134, cesium-137, kobolt-60 och rutenium-103 uppmättes under vecka 24 i Sverige. De nivåer som uppmätts är så låga att de inte innebär någon fara för människor eller miljö. #— Strålsäkerhetsmynd. (@SSM_Nyheter) June 23, 2020
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Ribuan Warga AS Harus Mengungsi Usai Petir Sebabkan Kebakaran Lahan
Pengamatan serupa juga dilakukan oleh otoritas proteksi radiasi di Norwegia dan Finlandia.
Lassina Zerbo selaku sekretaris eksekutif dari Nuclear-Test-Ban Treaty Organisation di Twitter menguraikan kemungkinan sumber daerah anomali sebagian besar berada di wilayah Rusia, dan ada juga di Finlandia, Swedia, Denmark dan Norwegia.
"Isotop ini kemungkinan besar berasal dari sumber sipil. Kami dapat menunjukkan kemungkinan wilayah sumber, tetapi itu di luar mandat (Nuclear-Test-Ban Treaty ( CTBTO) untuk mengidentifikasi asal yang tepat," tuis Zerbo dalam cuitannya.