kievskiy.org

Ambisi Gila! Ilmuwan Siap Ciptakan 'Bayi Ruang Angkasa', Bumi Semakin Dekat Ditinggalkan?

Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/KELLEPICS

PIKIRAN RAKYAT - Perusahaan teknologi dan pengembang software, Boffins berencana membuat 'bayi luar angkasa' bekerja sama dengan para ilmuwan Inggris, serta perusahaan Belanda, Spaceborn United. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, mereka mengklaim akan menggunakan metode fertilisasi in vitro (IVF) atau bayi tabung di bio-satelit yang mengorbit.

Wacana pembuatan bayi luar angkasa akan dimulai tiga bulan ke depan melalui penerbangan uji coba pertama di atas Kanada. Salah satu peneliti Spaceborn, Dr. Egbert Edelbroek menuturkan, lewat proyek ini pihaknya dapat menciptakan 'ruang baru' untuk manusia dengan cara yang alami.

"Tujuannya adalah agar manusia pada akhirnya dapat bereproduksi di luar planet dengan cara alami. Tetapi untuk mencapainya dengan cara yang paling etis dan optimal secara medis, kita perlu mempelajarinya dengan teknologi reproduksi berbantuan," ujar Edebroek.

Rencanan Awal

Para ilmuwan bermaksud untuk melahirkan bayi ruang angkasa dengan metode IVF. Bayi tabung IVF sendiri sejatinya adalah prosedur untuk mengatasi bermacam masalah kesuburan, di mana sel telur dan sperma disatukan di luar tubuh, yakin di laboratorium khusus.

Dalam kasus ini, laboratorium khusus tempat mengembangkan bayi IVF adalah bio-satelit. Ada pun satu siklus bayi tabung dapat memakan waktu sekitar 2 sampai 3 minggu.

Baca Juga: YouTuber Jadi Pekerjaan Paling Diimpikan di Indonesia, Beda dengan 8 Negara Tetangga

Rupanya sebelum berambisi membuat 'bayi ruang angkasa', para ilmuwan berencana menggunakan sel telur dari hewan pengerat atau tikus putih jenis mencit untuk tahap uji coba. Draf awal itu didukung oleh Bangsa Antariksa yang dibuat pada tahun 2016 untuk mendirikan koloni manusia non-Bumi pertama, Asgardia.

Ketua Parlemen Asgardia, Lembit Opik mengatakan para cendekiawan bertanggungjawab untuk memikirkan solusi persisten agar kelahiran di luar angkasa dapat berkelanjutan secara moral dan biologis.

"Kita harus mengidentifikasi solusi yang berkelanjutan secara moral dan biologis untuk kelahiran luar angkasa atau kita tidak akan pernah mencapai planet atau sistem bintang," ujar Lembit Opik, Ketua Parlemen Asgardia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat