kievskiy.org

100 Rumus Excel Paling Lengkap 2024 Beserta Contohnya

Simak 100 rumus dan formula excel paling berguna lengkap dengan contoh: rumus tanggal dan waktu, matematika, if, statistik, dan keuangan.
Simak 100 rumus dan formula excel paling berguna lengkap dengan contoh: rumus tanggal dan waktu, matematika, if, statistik, dan keuangan. /Pixabay/Fateh Muhammad Raja Pixabay/Fateh Muhammad Raja

PIKIRAN RAKYAT – Microsoft Excel adalah salah satu perangkat lunak yang paling dapat diandalkan dalam membantu melakukan perhitungan, menyiapkan database, dan laporan. Dengan mengetahui rumus atau formula Excel maka pekerjaan Anda akan lebih mudah dan cepat selesai.

Nah berikut adalah 100 rumus excel untuk berbagai keperluan pekerjaan ada beserta dengan contoh penggunaannya.

Rumus Excel untuk Tanggal dan Waktu

  1. TODAY(): Mengembalikan tanggal hari ini. Contoh: =TODAY() menghasilkan tanggal saat ini, misalnya 15/04/2024.
  2. NOW(): Mengembalikan tanggal dan waktu saat ini. Contoh: =NOW() menghasilkan tanggal dan waktu saat ini, misalnya 15/04/2024 09:30:00.
  3. DATE(year, month, day): Membuat tanggal dengan tahun, bulan, dan hari yang ditentukan. Contoh: =DATE(2024, 4, 15) menghasilkan tanggal 15 April 2024.
  4. TIME(hour, minute, second): Membuat waktu dengan jam, menit, dan detik yang ditentukan. Contoh: =TIME(9, 30, 0) menghasilkan waktu 09:30:00.
  5. YEAR(serial_number): Mengembalikan tahun dari tanggal yang diberikan. Contoh: =YEAR(A1) jika A1 berisi tanggal 15/04/2024, maka hasilnya adalah 2024.
  6. MONTH(serial_number): Mengembalikan bulan dari tanggal yang diberikan (1-12). Contoh: =MONTH(A1) jika A1 berisi tanggal 15/04/2024, maka hasilnya adalah 4.
  7. DAY(serial_number): Mengembalikan hari dari tanggal yang diberikan (1-31). Contoh: =DAY(A1) jika A1 berisi tanggal 15/04/2024, maka hasilnya adalah 15.
  8. HOUR(serial_number): Mengembalikan jam dari waktu yang diberikan (0-23). Contoh: =HOUR(A1) jika A1 berisi waktu 09:30:00, maka hasilnya adalah 9.
  9. MINUTE(serial_number): Mengembalikan menit dari waktu yang diberikan (0-59). Contoh: =MINUTE(A1) jika A1 berisi waktu 09:30:00, maka hasilnya adalah 30.
  10. SECOND(serial_number): Mengembalikan detik dari waktu yang diberikan (0-59). Contoh: =SECOND(A1) jika A1 berisi waktu 09:30:00, maka hasilnya adalah 0.
  11. DATEVALUE(date_text): Mengonversi teks tanggal menjadi format tanggal Excel. Contoh: =DATEVALUE("15/04/2024") menghasilkan nilai serial tanggal untuk 15 April 2024.
  12. TIMEVALUE(time_text): Mengonversi teks waktu menjadi format waktu Excel. Contoh: =TIMEVALUE("09:30:00") menghasilkan nilai serial waktu untuk pukul 09:30:00.
  13. DATEDIF(start_date, end_date, unit): Menghitung selisih antara dua tanggal dalam unit yang ditentukan. Contoh: =DATEDIF(A1, B1, "D") menghitung selisih hari antara tanggal di A1 dan B1.
  14. WORKDAY(start_date, days, [holidays]): Mengembalikan tanggal kerja berdasarkan jumlah hari kerja tertentu. Contoh: =WORKDAY(A1, 5) menghasilkan tanggal kerja 5 hari setelah tanggal di A1.
  15. NETWORKDAYS(start_date, end_date, [holidays]): Menghitung jumlah hari kerja antara dua tanggal. Contoh: =NETWORKDAYS(A1, B1) menghitung jumlah hari kerja antara tanggal di A1 dan B1.
  16. EDATE(start_date, months): Mengembalikan tanggal yang terletak beberapa bulan sebelum atau setelah tanggal awal. Contoh: =EDATE(A1, 3) menghasilkan tanggal 3 bulan setelah tanggal di A1.
  17. EOMONTH(start_date, months): Mengembalikan tanggal akhir bulan setelah beberapa bulan dari tanggal awal. Contoh: =EOMONTH(A1, 2) menghasilkan tanggal akhir bulan 2 bulan setelah tanggal di A1.
  18. WEEKDAY(serial_number, [return_type]): Mengembalikan angka yang mewakili hari dalam seminggu untuk tanggal yang diberikan. Contoh: =WEEKDAY(A1) mengembalikan 1 untuk Minggu, 2 untuk Senin, dst.
  19. ISOWEEKNUM(date): Mengembalikan nomor minggu ISO (1-54) untuk tanggal tertentu. Contoh: =ISOWEEKNUM(A1) menghasilkan nomor minggu ISO untuk tanggal di A1.
  20. TEXT(value, format_text): Mengubah nilai menjadi teks dengan format yang ditentukan, berguna untuk memformat tanggal dan waktu. Contoh: =TEXT(A1, "dddd, dd mmmm yyyy") menghasilkan teks dengan format "hari, tanggal bulan tahun" dari nilai di A1.

Rumus Excel untuk Perhitungan Standar

  1. SUM(): Menghitung jumlah dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =SUM(A1:A10) akan menjumlahkan nilai dari sel A1 hingga A10.
  2. AVERAGE(): Menghitung rata-rata dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =AVERAGE(B1:B5) akan menghitung rata-rata dari nilai di sel B1 hingga B5.
  3. MIN(): Mengembalikan nilai terkecil dalam sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MIN(C1:C10) akan mengembalikan nilai terkecil dari sel C1 hingga C10.
  4. MAX(): Mengembalikan nilai terbesar dalam sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MAX(D1:D10) akan mengembalikan nilai terbesar dari sel D1 hingga D10.
  5. PRODUCT(): Menghitung hasil kali dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =PRODUCT(E1:E5) akan menghitung hasil kali dari nilai di sel E1 hingga E5.
  6. SQRT(): Menghitung akar kuadrat dari sebuah angka. Contoh: =SQRT(F1) akan menghitung akar kuadrat dari nilai di sel F1.
  7. POWER(): Menghitung pangkat dari sebuah angka. Contoh: =POWER(G1, 3) akan menghitung G1 pangkat 3.
  8. ROUND(): Membulatkan sebuah angka ke bilangan bulat terdekat atau ke jumlah digit desimal tertentu. Contoh: =ROUND(H1, 2) akan membulatkan nilai di sel H1 menjadi dua digit desimal.
  9. ABS(): Mengembalikan nilai absolut dari sebuah angka (nilai tanpa tanda negatif). Contoh: =ABS(I1) akan mengembalikan nilai absolut dari nilai di sel I1.
  10. MOD(): Menghitung sisa dari pembagian dua angka. Contoh: =MOD(J1, 5) akan menghitung sisa pembagian nilai di sel J1 dengan 5.
  11. LN(): Menghitung logaritma natural dari sebuah angka. Contoh: =LN(K1) akan menghitung logaritma natural dari nilai di sel K1.
  12. LOG10(): Menghitung logaritma basis 10 dari sebuah angka. Contoh: =LOG10(L1) akan menghitung logaritma basis 10 dari nilai di sel L1.
  13. RAND(): Menghasilkan sebuah angka acak antara 0 dan 1. Contoh: =RAND() akan menghasilkan angka acak baru setiap kali lembar Excel dihitung ulang.
  14. RANDBETWEEN(): Menghasilkan sebuah angka acak antara dua batas yang ditentukan. Contoh: =RANDBETWEEN(1, 100) akan menghasilkan angka acak antara 1 dan 100.
  15. PI(): Mengembalikan nilai pi (π), yaitu 3.14159265358979. Contoh: =PI() akan mengembalikan nilai pi.
  16. SUMPRODUCT(): Menghitung jumlah produk dari komponen-komponen yang sesuai dari dua atau lebih array. Contoh: =SUMPRODUCT(A1:A5, B1:B5) akan menghitung jumlah produk dari dua array A1:A5 dan B1:B5.
  17. SUMSQ(): Menghitung jumlah kuadrat dari sejumlah angka. Contoh: =SUMSQ(C1:C10) akan menghitung jumlah kuadrat dari nilai di sel C1 hingga C10.
  18. TRUNC(): Memotong angka ke bilangan bulat terdekat ke nol. Contoh: =TRUNC(D1) akan memotong nilai di sel D1 ke bilangan bulat terdekat ke nol.
  19. INT(): Mengembalikan bilangan bulat terbesar yang kurang dari atau sama dengan sebuah angka. Contoh: =INT(E1) akan mengembalikan bagian bilangan bulat dari nilai di sel E1.
  20. CEILING(): Membulatkan sebuah angka ke atas, menjauh dari nol, ke kelipatan tertentu. Contoh: =CEILING(F1, 5) akan membulatkan nilai di sel F1 ke atas ke kelipatan 5.

Rumus Excel untuk Variasi Logika ‘IF’

  1. IF(logical_test, value_if_true, value_if_false): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi suatu kondisi dan mengembalikan nilai tertentu jika kondisi tersebut benar, dan nilai lain jika kondisi tersebut salah. Contoh: =IF(A1>10, "Lulus", "Tidak Lulus") akan mengembalikan "Lulus" jika nilai di sel A1 lebih besar dari 10, dan "Tidak Lulus" jika tidak.
  2. IFS(logical_test1, value_if_true1, [logical_test2, value_if_true2], ...): Fungsi IFS memungkinkan Anda mengevaluasi beberapa kondisi dan mengembalikan nilai yang sesuai dengan kondisi pertama yang benar. Contoh: =IFS(A1>90, "A", A1>80, "B", A1>70, "C", A1>60, "D", TRUE, "E") akan mengembalikan nilai "A" jika nilai di sel A1 lebih besar dari 90, "B" jika lebih besar dari 80, dan seterusnya.
  3. AND(logical1, [logical2], ...): Fungsi AND digunakan untuk mengevaluasi beberapa kondisi dan mengembalikan TRUE jika semua kondisi benar. Contoh: =IF(AND(A1>50, B1<100), "Lulus", "Tidak Lulus") akan mengembalikan "Lulus" jika nilai di sel A1 lebih besar dari 50 dan nilai di sel B1 kurang dari 100.
  4. OR(logical1, [logical2], ...): Fungsi OR digunakan untuk mengevaluasi beberapa kondisi dan mengembalikan TRUE jika salah satu kondisi benar. Contoh: =IF(OR(A1="Laki-laki", A1="Perempuan"), "Valid", "Tidak Valid") akan mengembalikan "Valid" jika nilai di sel A1 adalah "Laki-laki" atau "Perempuan".
  5. NOT(logical): Fungsi NOT digunakan untuk membalikkan nilai logika. Jika nilai logika adalah TRUE, NOT akan mengembalikan FALSE, dan sebaliknya. Contoh: =IF(NOT(A1="Tidak Ada"), "Ada", "Tidak Ada") akan mengembalikan "Ada" jika nilai di sel A1 bukan "Tidak Ada".
  6. IFERROR(value, value_if_error): Fungsi IFERROR digunakan untuk menangani kesalahan dalam formula. Jika formula menghasilkan kesalahan, IFERROR akan mengembalikan nilai alternatif yang ditentukan. Contoh: =IFERROR(1/0, "Tidak Bisa Dibagi") akan mengembalikan "Tidak Bisa Dibagi" jika terjadi kesalahan karena pembagian dengan nol.
  7. IFNA(value, value_if_na): Fungsi IFNA digunakan untuk menangani nilai #N/A (tidak tersedia). Jika nilai adalah #N/A, IFNA akan mengembalikan nilai alternatif yang ditentukan. Contoh: =IFNA(VLOOKUP(A1, B1:C10, 2, FALSE), "Tidak Ditemukan") akan mengembalikan "Tidak Ditemukan" jika nilai yang dicari tidak ditemukan dalam pencarian VLOOKUP.
  8. IF(A1>B1, "Benar", "Salah"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 lebih besar dari nilai di sel B1. Jika benar, fungsi ini mengembalikan "Benar", jika tidak, mengembalikan "Salah".
  9. IF(A1<>""; "Ada"; "Tidak Ada"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah sel A1 tidak kosong. Jika tidak kosong, mengembalikan "Ada", jika kosong, mengembalikan "Tidak Ada".
  10. IF(AND(A1>10, B1="Ya"), "Lulus", "Tidak Lulus"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 lebih besar dari 10 dan nilai di sel B1 sama dengan "Ya". Jika kedua kondisi terpenuhi, fungsi ini mengembalikan "Lulus", jika tidak, mengembalikan "Tidak Lulus".
  11. IF(OR(A1="Merah", A1="Biru"), "Warna Utama", "Warna lain"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 sama dengan "Merah" atau "Biru". Jika salah satu kondisi terpenuhi, fungsi ini mengembalikan "Warna Utama", jika tidak, mengembalikan "Warna Lain".
  12. IF(LEN(A1)>10, "Panjang", "Pendek"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah panjang teks di sel A1 lebih dari 10 karakter. Jika ya, mengembalikan "Panjang", jika tidak, mengembalikan "Pendek".
  13. IFERROR(VLOOKUP(A1, B1:C10, 2, FALSE), "Tidak Ditemukan"): Fungsi IFERROR digunakan untuk menangani kesalahan yang dihasilkan oleh VLOOKUP. Jika VLOOKUP menghasilkan kesalahan, mengembalikan "Tidak Ditemukan".
  14. IFNA(INDEX(B1:B10, MATCH(A1, A1:A10, 0)), "Tidak Ada"): Fungsi IFNA digunakan untuk menangani nilai #N/A yang dihasilkan oleh INDEX MATCH. Jika MATCH tidak menemukan nilai yang cocok, mengembalikan "Tidak Ada".
  15. IF(SUM(A1:A10)>100, "Besar", "Kecil"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah jumlah nilai di sel A1:A10 lebih besar dari 100. Jika ya, mengembalikan "Besar", jika tidak, mengembalikan "Kecil".
  16. IF(A1="Ya", B110, B15): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 sama dengan "Ya". Jika ya, mengembalikan nilai di sel B1 dikalikan dengan 10, jika tidak, dikalikan dengan 5.
  17. IF(SUM(A1:A10)>=100, "Lulus", IF(SUM(A1:A10)>=50, "Cukup", "Tidak Lulus")): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi jumlah nilai di sel A1:A10. Jika jumlahnya lebih besar atau sama dengan 100, mengembalikan "Lulus", jika lebih besar atau sama dengan 50, mengembalikan "Cukup", jika tidak, "Tidak Lulus".
  18. IF(AND(A1>50, B1="Laki-laki"), "Lulus", "Tidak Lulus"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 lebih besar dari 50 dan nilai di sel B1 adalah "Laki-laki". Jika kedua kondisi terpenuhi, mengembalikan "Lulus", jika tidak, mengembalikan "Tidak Lulus".
  19. IF(COUNT(A1:A10)>0, "Ada", "Tidak Ada"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah ada nilai di sel A1:A10. Jika ada, mengembalikan "Ada", jika tidak, mengembalikan "Tidak Ada".
  20. IF(ISNUMBER(A1), "Angka", "Bukan Angka"): Fungsi IF digunakan untuk mengevaluasi apakah nilai di sel A1 adalah angka. Jika ya, mengembalikan "Angka", jika tidak, mengembalikan "Bukan Angka".

Rumus Excel untuk Perhitungan Statistik

  1. AVERAGE(): Menghitung rata-rata dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =AVERAGE(A1:A10) akan menghitung rata-rata dari nilai di sel A1 hingga A10.
  2. MEDIAN(): Menghitung nilai tengah dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MEDIAN(B1:B5) akan menghitung nilai tengah dari nilai di sel B1 hingga B5.
  3. MODE(): Menghitung nilai yang paling sering muncul dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MODE(C1:C10) akan menghitung nilai yang paling sering muncul dari nilai di sel C1 hingga C10.
  4. STDEV(): Menghitung deviasi standar dari sejumlah sampel data. Contoh: =STDEV(D1:D20) akan menghitung deviasi standar dari nilai di sel D1 hingga D20.
  5. STDEVP(): Menghitung deviasi standar dari sebuah populasi data. Contoh: =STDEVP(E1:E15) akan menghitung deviasi standar dari populasi nilai di sel E1 hingga E15.
  6. VAR(): Menghitung varians dari sejumlah sampel data. Contoh: =VAR(F1:F25) akan menghitung varians dari nilai di sel F1 hingga F25.
  7. VARP(): Menghitung varians dari sebuah populasi data. Contoh: =VARP(G1:G30) akan menghitung varians dari populasi nilai di sel G1 hingga G30.
  8. CORREL(): Menghitung koefisien korelasi antara dua rangkaian data. Contoh: =CORREL(A1:A10, B1:B10) akan menghitung koefisien korelasi antara dua rangkaian data di A1:A10 dan B1:B10.
  9. COVAR(): Menghitung kovarians antara dua rangkaian data. Contoh: =COVAR(A1:A20, B1:B20) akan menghitung kovarians antara dua rangkaian data di A1:A20 dan B1:B20.
  10. PERCENTILE(): Mengembalikan nilai persentil dari kumpulan data. Contoh: =PERCENTILE(C1:C50, 0.75) akan mengembalikan nilai persentil ke-75 dari kumpulan data di C1:C50.
  11. QUARTILE(): Mengembalikan kuartil dari kumpulan data. Contoh: =QUARTILE(D1:D30, 1) akan mengembalikan kuartil pertama dari kumpulan data di D1:D30.
  12. RANK(): Memberikan peringkat dari nomor dalam kumpulan data. Contoh: =RANK(E1, E1:E10) akan memberikan peringkat nilai di sel E1 dalam kumpulan data di sel E1:E10.
  13. COUNT(): Menghitung jumlah sel dalam rentang yang berisi angka. Contoh: =COUNT(F1:F40) akan menghitung jumlah sel dalam rentang F1:F40 yang berisi angka.
  14. COUNTA(): Menghitung jumlah sel dalam rentang yang berisi nilai (angka, teks, atau nilai error). Contoh: =COUNTA(G1:G50) akan menghitung jumlah sel dalam rentang G1:G50 yang berisi nilai.
  15. COUNTBLANK(): Menghitung jumlah sel kosong dalam rentang. Contoh: =COUNTBLANK(H1:H60) akan menghitung jumlah sel kosong dalam rentang H1:H60.
  16. COUNTIF(): Menghitung jumlah sel dalam rentang yang memenuhi kriteria tertentu. Contoh: =COUNTIF(I1:I70, ">10") akan menghitung jumlah sel dalam rentang I1:I70 yang memiliki nilai lebih besar dari 10.
  17. COUNTIFS(): Menghitung jumlah sel dalam rentang yang memenuhi beberapa kriteria. Contoh: =COUNTIFS(J1:J80, ">10", J1:J80, "<20") akan menghitung jumlah sel dalam rentang J1:J80 yang memiliki nilai lebih besar dari 10 dan kurang dari 20.
  18. SUMPRODUCT(): Menghitung jumlah produk dari komponen-komponen yang sesuai dari dua atau lebih array. Contoh: =SUMPRODUCT(A1:A10, B1:B10) akan menghitung jumlah produk dari dua array A1:A10 dan B1:B10.
  19. FREQUENCY(): Menghitung frekuensi distribusi dalam rentang data. Contoh: =FREQUENCY(K1:K100, L1:L5) akan menghitung frekuensi distribusi kumpulan data di K1:K100 dengan menggunakan batas kelas yang diberikan di L1:L5.
  20. LINEST(): Mengembalikan parameter regresi linier melalui titik data yang diberikan dalam bentuk array. Contoh: =LINEST(M1:M10, N1:N10, TRUE, TRUE) akan mengembalikan parameter regresi linier dari dua array M1:M10 dan N1:N10, termasuk konstanta dan statistik tambahan.

Rumus Excel untuk Perhitungan Keuangan

  1. SUM(): Menghitung jumlah dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =SUM(A1:A10) akan menjumlahkan nilai dari sel A1 hingga A10.
  2. AVERAGE(): Menghitung rata-rata dari sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =AVERAGE(B1:B5) akan menghitung rata-rata dari sel B1 hingga B5.
  3. MIN(): Mengembalikan nilai terkecil dalam sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MIN(C1:C10) akan mengembalikan nilai terkecil dari sel C1 hingga C10.
  4. MAX(): Mengembalikan nilai terbesar dalam sejumlah sel atau rentang sel. Contoh: =MAX(D1:D10) akan mengembalikan nilai terbesar dari sel D1 hingga D10.
  5. NPV(rate, value1, [value2, ...]): Menghitung nilai sekarang bersih investasi berdasarkan aliran kas yang diharapkan dan tingkat diskonto. Contoh: =NPV(0.1, B1:B5) akan menghitung NPV dengan tingkat diskonto 10% untuk aliran kas dari sel B1 hingga B5.
  6. IRR(values): Menghitung tingkat pengembalian internal untuk serangkaian aliran kas yang teratur. Contoh: =IRR(B1:B5) akan menghitung tingkat pengembalian internal untuk aliran kas dari sel B1 hingga B5.
  7. PV(rate, nper, pmt, [fv], [type]): Menghitung nilai sekarang sebuah investasi. Contoh: =PV(0.05, 10, -1000) akan menghitung nilai sekarang investasi dengan tingkat bunga 5% per tahun, 10 periode pembayaran, dan pembayaran sebesar -1000.
  8. FV(rate, nper, pmt, [pv], [type]): Menghitung nilai masa depan sebuah investasi. Contoh: =FV(0.05, 10, -1000) akan menghitung nilai masa depan investasi dengan tingkat bunga 5% per tahun, 10 periode pembayaran, dan pembayaran sebesar -1000.
  9. PMT(rate, nper, pv, [fv], [type]): Menghitung pembayaran berkala pada anuitas. Contoh: =PMT(0.05, 10, -1000) akan menghitung pembayaran bulanan untuk anuitas dengan tingkat bunga 5% per tahun, 10 periode, dan nilai sekarang -1000.
  10. RATE(nper, pmt, pv, [fv], [type], [guess]): Menghitung tingkat bunga per periode pada anuitas. Contoh: =RATE(10, -100, 1000) akan menghitung tingkat bunga per tahun untuk anuitas dengan 10 periode, pembayaran -100, dan nilai sekarang 1000.
  11. NPER(rate, pmt, pv, [fv], [type]): Menghitung jumlah periode pembayaran pada anuitas. Contoh: =NPER(0.05, -100, 1000) akan menghitung jumlah periode untuk anuitas dengan tingkat bunga 5% per tahun, pembayaran -100, dan nilai sekarang 1000.
  12. CUMIPMT(rate, nper, pv, start_period, end_period, type): Menghitung jumlah bunga yang dibayar selama periode tertentu pada anuitas. Contoh: =CUMIPMT(0.1, 5, 1000, 1, 3) akan menghitung jumlah bunga yang dibayar pada anuitas dengan tingkat bunga 10% per tahun, 5 periode, nilai sekarang 1000, mulai dari periode 1 hingga periode 3.
  13. CUMPRINC(rate, nper, pv, start_period, end_period, type): Menghitung jumlah pokok yang dibayar selama periode tertentu pada anuitas. Contoh: =CUMPRINC(0.1, 5, 1000, 1, 3) akan menghitung jumlah pokok yang dibayar pada anuitas dengan tingkat bunga 10% per tahun, 5 periode, nilai sekarang 1000, mulai dari periode 1 hingga periode 3.
  14. PVBP(rate, nper, pmt, [fv], [type]): Menghitung nilai present value of a basis point pada anuitas. Contoh: =PVBP(0.05, 10, -1000) akan menghitung nilai PVBP untuk anuitas dengan tingkat bunga 5% per tahun, 10 periode, dan nilai sekarang -1000.
  15. DB(cost, salvage, life, period, [month]): Menghitung penyusutan aset menggunakan metode depresiasi ganda. Contoh: =DB(10000, 1000, 5, 1) akan menghitung penyusutan aset dengan biaya awal 10000, nilai sisa 1000, umur ekonomis 5 tahun, dan periode 1.
  16. SLN(cost, salvage, life): Menghitung penyusutan aset menggunakan metode garis lurus. Contoh: =SLN(10000, 1000, 5) akan menghitung penyusutan aset dengan biaya awal 10000, nilai sisa 1000, dan umur ekonomis 5 tahun.
  17. ACCINT(issue, first_interest, settlement, rate, par, frequency, [basis]): Menghitung bunga akumulasi untuk obligasi yang dibayar secara proporsional. Contoh: =ACCINT("01/01/2023", "05/01/2023", "12/31/2023", 0.05, 1000, 2) akan menghitung bunga akumulasi dari 01/01/2023 hingga 12/31/2023 dengan tingkat bunga 5%, nilai nominal 1000, dan pembayaran bunga setiap 6 bulan.
  18. INTRATE(issue, settlement, rate, par, [basis]): Menghitung tingkat bunga efektif dari obligasi atau efek berbunga. Contoh: =INTRATE("01/01/2023", "12/31/2023", 950, 1000) akan menghitung tingkat bunga efektif dari obligasi dengan tanggal penerbitan 01/01/2023, tanggal penyelesaian 12/31/2023, nilai nominal 1000, dan harga beli 950.
  19. PRICE(settlement, maturity, rate, yld, redemption, frequency, [basis]): Menghitung harga per unit dari obligasi berbunga yang dibayarkan secara berkala. Contoh: =PRICE("01/01/2023", "12/31/2023", 0.05, 0.06, 1000, 2) akan menghitung harga per unit dari obligasi dengan tanggal penyelesaian 01/01/2023, tanggal jatuh tempo 12/31/2023, tingkat kupon 5%, yield to maturity 6%, nilai nominal 1000, dan pembayaran kupon setiap 6 bulan.
  20. YIELD(settlement, maturity, rate, pr, redemption, frequency, [basis]): Menghitung yield to maturity dari obligasi atau efek berbunga. Contoh: =YIELD("01/01/2023", "12/31/2023", 0.05, 950, 1000, 2) akan menghitung yield to maturity dari obligasi dengan tanggal penyelesaian 01/01/2023, tanggal jatuh tempo 12/31/2023, tingkat kupon 5%, harga beli 950, nilai nominal 1000, dan pembayaran kupon setiap 6 bulan.

Dengan menggunakan berbagai rumus dan formula di atas, Anda dapat melakukan berbagai operasi perhitungan, penyiapan database, dan laporan dalam lembar Excel dengan mudah dan efisien.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat