kievskiy.org

Mengapa Langit Malam Terlihat Gelap Meskipun Penuh dengan Bintang Bersinar Terang?

Ilustrasi Malam.
Ilustrasi Malam. /Pexels/brenoanp

PIKIRAN RAKYAT - Saat kita melihat langit malam, entah secara langsung atau melalui media online, kita disuguhkan dengan pemandangan langit gelap yang luas.

Namun, di balik kegelapan ini muncul pertanyaan klasik yang dikenal sebagai paradoks Olbers: mengapa langit malam terlihat gelap meskipun di alam semesta terdapat miliaran bintang yang bersinar terang?

Heinrich Olbers, seorang astronom Jerman, mengemukakan hipotesis awal bahwa keberadaan materi seperti awan debu di antara bintang-bintang bisa menyerap cahaya, sehingga menjadikan ruang angkasa terlihat gelap. Namun, hipotesis ini bertentangan dengan prinsip dasar termodinamika yang menyatakan bahwa materi yang menyerap cahaya akan memancarkan energi dalam bentuk panas dan cahaya.

Pada abad ke-20, paradoks Olbers akhirnya menemukan jawabannya. Ditemukan bahwa alam semesta sedang mengalami perluasan yang terus-menerus. Akibatnya, cahaya dari galaksi-galaksi yang menjauh dari kita bergeser ke dalam spektrum gelombang yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti inframerah, ultraviolet, dan gelombang radio. Artinya, jika kita mampu mendeteksi gelombang mikro, seluruh ruang angkasa seharusnya tampak bersinar.

Menurut laporan dari Orbital Today, jawaban sebenarnya terletak pada atmosfer Bumi. Di ruang angkasa yang hampir hampa, tidak ada materi untuk memantulkan cahaya, sehingga langit tetap gelap. Namun, di Bumi, cahaya matahari yang memantul dari atmosfer menyebabkan hamburan cahaya dalam berbagai spektrum yang bisa dilihat oleh mata manusia. Interaksi foton dengan partikel di atmosfer, seperti atom, molekul, dan debu, menyebabkan penyebaran cahaya yang berbeda-beda.

Atmosfer Bumi, khususnya, cenderung menyebar cahaya biru lebih banyak daripada cahaya merah karena panjang gelombang biru lebih pendek. Fenomena ini yang menyebabkan langit tampak biru pada siang hari. Hal serupa juga terjadi di planet Mars meskipun dengan intensitas yang lebih rendah karena atmosfernya yang lebih tipis.

Namun, di planet atau satelit tanpa atmosfer atau dengan atmosfer yang sangat tipis seperti Bulan atau Merkurius, langit akan tetap gelap, baik siang maupun malam hari. Bukti dari foto-foto misi Apollo ke Bulan menunjukkan bahwa langit di sana selalu tampak gelap, bahkan saat terkena sinar matahari langsung.

Dengan pemahaman ini, paradoks Olbers mengenai kegelapan langit malam yang seolah bertentangan dengan keberadaan bintang-bintang terang akhirnya mendapatkan penjelasan yang memuaskan dari ilmu pengetahuan modern.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat