PIKIRAN RAKYAT - Manusia telah berbagi cerita tentang raksasa selama ribuan tahun, mulai dari cyclope dalam mitologi Yunani hingga Goliat dalam Alkitab. Tapi apakah ini hanya dongeng belaka, atau apakah manusia raksasa benar-benar hidup di bumi ini?
Jika Anda menganggap manusia setinggi hampir 9 kaki sebagai raksasa, maka ya. Robert Wadlow, orang tertinggi yang pernah tercatat, tumbuh hingga 8 kaki, 11 inci (2,72 meter) sebelum ia meninggal pada usia 22 tahun pada tahun 1940, menurut Guinness World Records .
Wadlow jauh di atas rata-rata tinggi laki-laki AS saat ini , yaitu sekitar 5 kaki, 9 inci (1,75 m) dan bahkan lebih tinggi dari beberapa interpretasi deskripsi alkitabiah tentang Goliat. Meski begitu, tidak ada yang ajaib dari Wadlow. Seperti kebanyakan raksasa di kehidupan nyata, perawakannya disebabkan oleh kondisi medis.
Baca Juga: Seperti Apa Rupa Alien? Makhluk Kecil Hijau atau Predator Raksasa, Begini Kata Ilmuwan
"Mayoritas pasien (raksasa) memiliki masalah hormon pertumbuhan," kata Márta Korbonits , seorang profesor endokrinologi di Queen Mary University of London, kepada Live Science, dikutip pada Selasa, 25 Juni 2024.
"Itulah yang dimiliki Robert Wadlow," ucapnya.
Korbonits mencatat bahwa penyebab utama gigantisme adalah peningkatan kadar hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak. Seringkali, kadar tinggi ini disebabkan oleh tumor jinak.
Salah satu alasan kecilnya kemungkinan kita akan melihat orang setinggi Wadlow lagi adalah karena dokter sekarang dapat mengangkat tumornya dan menggunakan obat-obatan untuk menghentikan pertumbuhan, karena gigantisme dan tumor membahayakan kesehatan seseorang.
"Kondisi lain dapat menyebabkan orang menjadi sangat tinggi. Ini termasuk sindrom Marfan, kelainan genetik yang menyebabkan tulang tumbuh lebih panjang," kata Korbonits.
Namun, beberapa orang tumbuh mencapai ketinggian ekstrem tanpa diketahui kondisi medisnya; mereka termasuk mantan manusia tertinggi di dunia, Bao Xishun, yang tingginya 7 kaki, 9 inci (2,36 m) — raksasa tanpa gigantisme. Mereka mungkin memiliki serangkaian varian genetik yang membuat mereka cenderung bertubuh tinggi, kata Korbonits.